Sabtu, 27 Desember 2014 0 komentar

Anak Jalanan

Assalamualaikum..
Hai semuaa, rutinitas kali ini sangat menyita waktu, tapi hal itu tak mudah membuatku melupakanMu, iya Kamu Rabb ku :*

Bismillah..
Semenjak kerja dan sudah tidak ngekost, akhir-akhir ini saya selalu melihat pemandangan yang sangat mengiris hati.
Setiap hari saya melakukan rutinitas yang sama, dan berkecimpung dengan kemacetan jakarta yang tidak pernah ada habisnya.

Cileungsi-Kedoya sungguh perjalanan yang sangat menyita tenaga. Dimana setiap jam 04.25 saya sudah harus berangkat, menaiki mobil yang menuju ke arah cawang uki. Sesampainya saya mesti menunggu kedatangan busway arah grogol, yang kadang selalu ditinggalkan atau sudah mengejar, berlari-lari tapi tetap saja ditinggal. Belum lagi saat pulang bekerja memakan waktu yang sangat lama, kadang bisa 6 atau hampir 7 jam hanya untuk perjalanan pulangnya saja, kira-kira sampai dirumah jam 10.30 atau pernah sampai jam 23.56.

Oke, abaikan saja..
Yap.. Setelah didalam busway pun aku tidak langsung duduk, kadang berdiri atau kalaupun duduk aku kadang langsung tertidur pulas hingga tepat bangun sebelum halte grogol tiba.

Setelahnya...
Saya turun di halte grogol, selalu mendapat pemandangan yang sangat mengiris hati saya, dan kadang sempat tak habis fikir mengenai kondisi saudara semuslim yang sangat kekurangan.

Tiap hari saya selalu transit di halte grogol tersebut. Setiap hari juga saya selalu melihat mereka yang sedang tertidur pulas, dibawah jembatan layang tersebut.

Ya mereka, anak-anak kecil yang masih belum mengetahui apa-apa itu sudah harus merasakan pahitnya hidup sejak masih bayi.

Setiap harinya mereka tidur beralaskan kardus-kardus bekas dan selembar koran tanpa kain untuk menyelimuti tubuhnya dari dinginnya angin malam atau semburan air hujan. Mereka kuat, menghadapi realita kehidupannya.

Ahh.. sungguh mata air dari kedua pelupuk ini mengalir seketika. Tak tega, sungguh!
Belum lagi selalu ada bau yang tak enak ketika saya melewati jembatan tersebut. Ya, kali yang warnanya sudah hitam dan bercampur dengan berbagai macam sampah-sampah, membuat saya selalu mual dan menahan nafas ketika melewati tempat tersebut.

Hebatnya mereka kuat menerima kehidupan yang memang sementara ini.

Sabar ya saudara semuslim-ku, Allah tidak tidur. Ia melihat semua perjuangan kalian untuk memenuhi kehidupan kalian..
Dibalik kesulitan-kesulitan yang sedang kalian alami pasti ada kemudahan yang sudah Allah persiapkan untuk kalian, yakin dan percayalah :)

@dinanurhayatii

Rabu, 17 Desember 2014 0 komentar

Kemenangan ini untuk mu

kemenangan ini untukmu, untuk kalian, dan untuk orang-orang yang aku cintai ..
terimakasih untuk semangatnya
terimakasih untuk perhatiannya, yang kadang bikin risih karena teralu over :D
terimakasih untuk semuanya..

terimakasih,
karena kalian aku berada pada titik ini.
karena kalian akuuuuuu...... ah tak bisa perasaan ini ku ungkapkan dengan segala kata.

terimakasih ibu, terimakasih bapak, ini semua ku persembahkan untuk kalian.
aku ingat, saat aku mengerjakan tugas akhirku, dan aku mengurangi jatah tidur ku atau bahkan tak tidur sehari semalam. Kalian lah yang teramat khawatir dengan kondisi tubuhku, yang padahal aku sangat tak peduli terhadap kondisi tubuhku.

karena target-targetku mesti tercapai, satu persatu.
Alhamdulillah, perjuangan ini dari awal hingga akhir berakhir manis.
aku yang sempat putus asa karena hasil sidangku kepada 2 penguji yang kurang memuaskan.
akhirnya rasa keputus asaan itu berbuah manis, saat semua aku serahkan padaMu.

karena tak ada ketetapan yang indah selain dariMu.
terimakasih untuk semuanya, kalian yang terbaik, keluarga dan sahabat-sahabatku :*



Alhamdulillah.. akhirnyaaa...

bersama ke dua ortu dan adek tercantikku :*

dua pangeran tak bersayapkuuuuu... 

dan merekaa-lah malaikatkuuu :*

Alhamdulillah, budhe ikut hadir juga :3

lafyuuuu mom :*

dan ke dua sahabatku, yang tak henti-hentinya menyemangati
dan menemani saat aku terjatuh. untuk kesayanganku :*


Minggu, 23 November 2014 0 komentar

Bapak



Lambaian nyiur menyiratkan angin yang tak pelan sedang menyapa
Dibawah pohon kita duduk memangku sepi
Ada rindu tersesap lewat aroma teh kampung
Ada cinta yang termaktup lewat suapan nastar.

Wajah senjamu, tak sesenja senja hari ini
Dimana ia menua dalam jingga tanpa ampun
Ku telusuri pemikiranmu lewat mata sayumu
Kulitmu mulai luruh dimakan waktu
Adalah rambutmu menuai suci warna awan yang bijak.

Bapak..
Diammu memainkan khawatir dalam sanubari
Akankah masa studiku kau ungkit?
Akankah skripsi ku kau ulas?
Tak ada kata, hanya irama alam sore khas kampung yang ku tangkap, hingga malam mengantar gemintang. Hanya senyap yang pisahkan kebersamaan dibawah was-was.

Bapak..
Apa kau tahu?
Lelehan waktu ini begitu ku jaga
Desir angin ini ingin ku rangkum
Dalam memori tentang “mengertimu”.

Ah..
Aku memang belum jadi insinyur
Bahkan mimpiku ku pun telah menguap bersama bara tungku perapian
Lalu apa yang bisa aku persembahkan untukmu?

Ku tahu bahasa diammu adalah pemakluman
Ku tahu dalam naluri kebapak-an mu
Kau tak mau menyentuh zona rahasiaku
Ku tahu dalam seruput teh mu kau sembunyikan rasa penasaranmu
Ku paham dalam suapan nastar itu kau sisipkan tabah
Ku tahu dalam bahasa tubuhmu kau doakan sukses ku.

Tolonglah terus sehat!

Karena aku ingin mempersembahkan kesuksesanku untukmu.





@dinanurhayatii
Sabtu, 22 November 2014 1 komentar

Belajar Kehidupan


Sudah sebulan lamanya tinggal di jakarta, sedih melihat saudara semuslim yang sangat kekurangan.

Pagi, sekitar pukul 07.00 saat saya sedang melakukan perjalanan untuk berangkat bekerja, saya melihat seorang ibu beserta anak perempuannya sedang mengubek-ubek tong sampah, mencari gelasan demi gelasan atau botol minuman atau bahkan kaleng minuman dan lainnya, untuk menghidupi kebutuhan setiap harinya, hanya demi sesuap nasi. Karung yang dibawanya pun penuh dengan puluhan botol serta kaleng minuman tak bisa membayangkan betapa beratnya karung tersebut, terlebih anak perempuannya yang sepertinya seumuran anak kelas 3 SD sedanag membawa karung yang berisi sampah kaleng dan botol-botol minuman tersebut. Tak tega, sangat tak tega melihatnya. Seketika keluar lah air dari sudut mataku, deras.. sangat deras..

Lalu, saat pulang dari kantor. Tak jauh dari tempat kantor, saya melihat seorang bapak tua yang setiap harinya ia menjadi tukang parkir sedang mengubek-ngubek tong sampah juga. Seketika saya menangis saat melihat bapak tersebut makan, makanan yang ia ambil dari tong sampah.
YaAllah betapa kekurangannya saudara muslim di negriku, sehingga makanan yang dimakan olehnya sangat tak layak disebut makanan.

Pun, seorang kakek tua yang sedang mengais gerobak mejual abu gosok yang mungkin sudah tidak ada lagi masyarakat yang menggunakannya.

Beberapa hari setelahnya, saat saya sedang berjalan menuju salah satu halte transjakarta. Saya bertemu dengan seorang anak kecil yang  masih memakai baju seragam sekolah. Menawarkan tissu kepada saya, saya ajak dia duduk bersama saya di sebuah halte yang tak jauh dari halte transjakarta. Saya berbincang-bincang dengannya cukup lama sehingga tak kusangka keluarlah air pada kedua pulupuk mata ini.

Mengapa begitu? Karena saat saya berbincang dengan anak laki-laki tersebut saya teringat oleh adik saya sendiri yang memang masih bersekolah, saya membayangkan bagaimana kalau adik saya yang berada diposisinya. “YaAllah kuatkan ia, tabahkan hatinya untuk menjalani kehidupan ini L” ia hanya menawarkan 1 buah tissu yang dijualnya seharga 9000 untuk ongkos ia pulang kerumah dan sebagiannya ditabung untuk membeli baju batik sekolahnya.

Sungguh, sedih sekali melihat realita kehidupan saudara semuslim kita, yang sangat jauh dari kehidupan yang layak. Saat ini kita bisa tidur dengan nyaman dan layak, bisa makan dengan makanan yang enak, bisa pergi berlibur, bahkan bisa melakukan sesuatu yang kita mau dengan segala kelebihan harta yang kita miliki. Tapi tidakkah kita lihat, masih sangat banyak saudara-saudara kita yang sangat kekurangan, hidup digaris kemiskinan yang menurut saya sangat benar-benar miskin, karena untuk makan saja mesti mencarinya dari tong sampah.

Atau bahkan seorang anak yang seharusnya berfokus hanya pada sekolahnya, kini ia harus mengais rupiah demi rupiah saat ia sebelum atau sepulang sekolah. Atau yang lebih parahnya lagi mereka terancam putus sekolah. Dimanakah hati nurani kita sebenarnya?

Atau bahkan kita melihat seorang kakek atau nenek, yang seharusnya di masa tua mereka dapat hidup dengan segala kebutuhan yang layak. Tapi, fakta yang selalu kita lihat saat ini, mereka masih saja bersusah payah hanya demi sesuap nasi, penghasilan yang didapatkan dengan energi yang ia keluarkan sangat tidak sebanding.


Disini, saya belajar arti sebenarnya kehidupan dan saya dapat memasuki kehidupan orang lain, belajar merasakan ada pada posisi mereka dan membantunya dengan suatu hal yang saya punya. Dibalik rezeki yang diberikan olehNya ada bagian untuk mereka yang sangat membutuhkan. Karena hidup tak hanya untuk memikirkan diri sendiri, tetapi ada hak orang lain yang harus kita bagi.



@dinanurhayatii
0 komentar

Anak Kost-an


Sudah lama sekali akun blogger saya tidak di bersihin dari para gelandangan dan sarang laba-laba, serta sampah yang berserakan. Hehe
Sudah lama sekali  hati penulis akun ini tidak di isi.

Yap, ini kali pertama saya jadi anak kost-an.
Antara enak dan ngga enak, hidup serba mandiri. Biasanya mau makan disiapin, dimasakin. Sekarang semuanya serba sendiri.
Dari sini juga saya berlajar, dan benar-benar belajar kehidupan.
Semuanya apa adanya, tidak ada fasilitas yang saya bawa di kostan. Laptop dan handphone android pun sengaja saya tinggal di rumah. Sebelum berangkat ngantor masak dulu, dan melakukan segala hal yang ibu lakukan saat sebelum jadi anak kost-an

Benar-benar ingin belajar mandiri, tidak bergantung pada orangtua.
Kaget memang, tapi inilah yang harus saya jalani. Hidup dijakarta dengan modal yang pas-pasan. Dari uang tabungan sendiri. dari sini juga saya belajar bagaimana cara memposisikan uang, dari sini juga ke istiqomahan saya di uji.

Alhamdulillah saya serahkan semuanya kepadaNya, baik dan buruknya. Sehingga apa yang saya jalani lancar.

Saya pernah merasa benar-benar down, dimana saat saya terkena musibah disitulah otak saya berputar dan harus bergerak lebih cepat “bagaimana saya bisa mengatasi ini semua” sedangkan orangtua serta sahabat berada jauh, namun Allah tak meninggalkan ku sedetikpun.

Dia selalu menemaniku sampai aku musibah ini selesai. Dan ada titik dimana keimanan ku pun diuji olehNya. Alhamdulillah sampai saat ini tetap berpegang teguh pada pendirian.

Bener-bener hidup menjadi anak kost-an tidak semulus yang saya bayangkan dahulu.

Tapi, saya bersyukur. Dari sini lah saya belajar menyikapi segala hal dengan baik, belajar lebih dewasa dan tidak selalu kekanak-kanakan dalam menyikapi masalah.


@dinanurhayatii
Rabu, 08 Oktober 2014 0 komentar

15 September 2014

Kemenangan ini bukanlah kemenangan untuk diriku. Aku menyebutnya ini kemenangan untuk bersama, antara aku dan keluargaku. Mungkin oranglain menganggap ini hanyalah penambahan gelar namaku, tapi tidak bagiku. Aku menyebut ini sebagai perjuangan hidup atau mati. Tuk mendapatkan ini, mataku harus menyaksikan dulu air mata yang tumpah ruah dari ibu dan ayahku. Tak terasa langsung memang, tapi sungguh tangisan mereka mengalir deras dalam fikiranku.

Aku tahu dibalik kuatnya mereka, ada beban yang tersembunyi. Aku pun tahu di balik senyumnya mereka, ada air mata yang tertahan. Kuliah ini memang menyisahkan keluh, beban, juga air mata. Pernah tak henti-henti nya air mata ku keluar saat motor yang selalu dipakai ayah untuk kepasar setiap pagi di jual hanya demi kuliahku. Pernah juga aku dihantam beban yang sangat kuat saat aku tahu adik ku mengurungkan niat untuk kuliah hanya demi kuliahku. Sungguh, aku ingin sekali memeluk mereka dan mengatakan “sudah! Sudah cukup air mata itu”

Orang-orang seperti ku ini akan mati bila hidup tanpa mimpi. Karena bermimpilah, aku sejalur dengan orang-orang yang tinggi derajatnya. Apalah jadinya bila hidupku tanpa mimpi, mungkin akan mati membiru seiring dicampakkan oleh orang-orang di sekelilingku.

Pernah ada masa, aku sudah pasrah. Berhenti kuliah pun aku sudah siap. Tapi bukan Allah, bila tak punya cara tuk memanjakan hambaNya. Aku selalu tak tega melihat orang tua ku bersusah payah untuk kuliah ku.

Perjuangan tuk mengakhiri perjalanan panjang ini bermula dari proses skripsi. Disaat awal semester akhir, telingaku berdengung, mulai mendengar suara-suara yang membahas skripsi. Ada beban tersendiri, disaat yang lain sudah membahas itu, aku belum juga menemukan topik yang paling tepat untuk ku tulis serta tempat riset untuk mencari bahan penulisanku. Kemana lagi aku akan mengeluh kalau bukan pada Tuhanku. Ku ungkapkan saja permasalahanku denganNya. Di sela doaku, aktivitasku, dalam waktu santaiku, sebelum tidur, selalu ku ungkapkan tentang ini kepadaNya.

Sampailah hari dimana aku bertemu seorang pengusaha, aku berbincang-bincang dengan nya, hingga akhirnya aku di izinkan untuk dapat mengetahui proses pembelian bahan baku serta meminta dokumen tambahan dan sample.

Keesokkan harinya aku mendatangi seorang pengusaha itu untuk mewawancarai beberapa hal yang menjadi tujuan dari penulisanku, melihat prosesnya. Setelah itu aku langsung pulang kerumah dan bergegas mengigat apa saja yang telah aku wawancarai lalu ku tulisan. Tidak ada kawan yang paling setia saat itu kecuali laptopku, susu coklat, dan referensi. Jari-jari tangan yang seperti hafal letak setiap huruf dalam keyboard, dan kaki yang seperti berjalan dengan sendirinya ke perpustakaan. Sungguh, seperti sebuah harmoni yang indah antara otak, tangan, dan kakiku. Sekitar empat bulan perjuangan itu membuahkan hasil. Dosen pembimbingku sangat puas dengan hasil yang aku dapatkan, tanp bantuan beliau akupun tak akan mungkin mendapatkan hasil seperti ini. Alhamdulillah.

Pagi itu aku sudah sangat siap. Berbaju rapih, harum dan sudah siap semua apa yang seharusnya aku lakukan dan materi apa saja yang akan aku sampaikan. Kurang lebih 45 menit aku menjelaskan mengenai materi yang aku ambil setelah selesai, ada sesi tanya jawab selama 30 menit. Alhamdulillah, aku menjawan semua apa yang ditanyakan oleh dosen penguji. Aku jabarkan secara urut dan detail. Alhamdulillah presentasiku sangat memuaskan. Aku mendapatkan tepukan dari  dua dosen penguji ku. SubhanAllah.

Tiba lah saat hari penentuan lulus atau tidaknya aku. Alhamdulillah aku lulus dengan nilai yang memuaskan. Terimakasih syukur ku persembahkan untuk Allah yang telah memberikan kemudahan dibalik kerikil-kerikil yang aku hadapi, keluargaku, dan sahabatku.


@dinanurhayatii
Kamis, 02 Oktober 2014 0 komentar

Transmedia


Hai guys, mau cerita nih..
Beberapa bulan yang lalu, kira-kira bulan agustus saya menlamar kerja di transmedia.  Awalnya mengetahui informasi tersebut dari seorang teman.
“din, ada lowongan di transmedia. Lamar yuk”
“wah, lamarnya gimana? Lewat web, pos, atau datang langsung?” karena saya jarang banget menonton  tv, maka dari itu saya kurang uptodet. Bukan karena ngga punya tv yaa.. tapi karena males aja liat yang acaranya itu-itu aja.
“buka deh web nya di karir.transmedia.id , nanti masukin data-data kamu. Dan pilih penempatannya mau dimana aja”
Setelah itu saya langsung bergegas menyalakan laptop dan menancapkan modem ke tempatnya, lalu membuka web transmedia untuk registrasi test disana. Saya memilih 2 pilihan bagian untuk penempatan di Trans Tv, pengennya sih yang satunya lagi itu di Trans 7, karena berhubung trans 7 nya ngga bisa di buka yaudah jadi milih trans tv semua.

2 bagian tersebut meliputi; 1. Finance, tepatnya bagian administrasi. 2. Public Reation (PR)
Engga ada basic akademis untuk PR, tapi saya suka dan merasa tertantang akhirnya saya mencoba memilih bagian tersebut, dan karena di bolehkan freshgraduate dengan senang hati saya mencoba melamar ke bagian tersebut.

Hari-hari telah berlalu, sampai akhirnya 26 september pun tiba. Saya mencek web transmedia, ternyata nama saya muncul dalam urutan 510892 begitupun dengan rekan saya (Wulan). Alhamudulillah akhirnya bisa ikut test bareng, jam tes nya sendiri adalah jam 08.00-10.00 WIB. Sekitar pukul 02.45 seperti biasa saya melakukan ibadah sunnah lalu berduaan bersama Rabb, bermunajat, meminta, dan bermanja-manja ria, sangat merasa dicintai oleh-Nya, menangis sejadi-jadinya. Hingga akhirnya jam sudah menunjukkan pukul 04.00 saya langsung bergegas untuk membersihkan diri, tak lupa mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat wajib.


Setelah segalanya rapih, saya meminta diantarkan oleh bapak ke terminal. Sesegera mungkin, bapak mulai memanaskan kuda besi nya. Pukul 06.00 saya tiba di terminal cileungsi, tepat sekali APTB jurusan Cileungsi-Blok M sudah mulai beroprasi, sudah jalan maksudnya. Beruntunglah, saya tak mesti menunggu berlama-lama lagi. sejuknya udara pagi terkalahkan dengan sambutan AC APTB. Ngobrol serta mencek kembali barang bawaan untuk test, oh, ternyata sudah lengkap. Karena rekan saya tertidur, saya sibukkan dengan membaca novel, bukannya membaca untuk persiapan tes malh membaca novel. hehe

Sekitar pukul 06.27 saya dan rekan saya transit di halte tegal parang, jalan sedikit kira-kira 100km menuju bank mega. Dannn... nyampe juga di tempat. Bingung, sumpeh bingung banget awalnya.  Sampai akhirnya nanya-nanya dengan sesama peserta, katanya ambil nomor urut dulu di tempat yang sudah disediakan. Meluncur lah saya dan wulan kesana, saya mendapat nomor urut 305 sedangkan wulan mendapat nomor urut 306. Wow! Gilaaa! Baru pukul 06.34 sudah mendapat nomor urut segini, lalu yang mendapat nomor urut 1 dia nyampai studio jam berapa? Waw! Speechless ditempat.


Berkenalan lah saya dengan sesama peserta, 3 orang yakni; Dina, Fitri dan Ichsan. Ngobrol-ngobrol, sembari mencari bangku merah yang kosong. Tepat! Mendapat 5 bangku yang kosong. Sembari nunggu nomor urut dipanggil kami ngobrol-ngobrol terlebih dahulu, panggilan pertama yaitu Dina dan Ichsan, karena mereka mendapat nomor urut 200an, kemudian fitri, saya dan wulan. Berbaris terlebih dahulu, seruuu loh seru banget. Hehe *lebay*

Masuk ke dalam ruangan untuk mendapatkan ID Number , setelah mendapatkan id number saya, dan wulan menuju bank mega untuk melaksanakan tes pengetahuan umum dan tes psikotes. Ada 6 tes yang dilaksanakan, kurang lebih ada 370an soal. Masing-masing tes ada pembagian waktunya. Yup, kurang lebih pukul 10.15 saya dan wulan keluar dari ruang tes. Agak lega dan dag dig dug sebenarnya, karena penasaran dengan hasilnya. Beruntunglah, hasilnya muncul hari ini juga.




Kemudian dina mengajak saya dan wulan untuk jalan-jalan terlebih dahulu, awalnya sih kami ingin ke kampus wulan untuk meminta tanda tangan dospem nya wulan. Tapi, karena ajakan tersebut kami pun tak bisa menolaknya.



Saya, wulan, dina, dan fitri meluncur ke ragunan. Katanya sih ichsan ikut dan ingin menyusul, tapi sesampainya di ragunan ia tak jua tiba. Refreshing, ber empat saja. Setiba di ragunan kurang lebih pukul 12.00, kami langsung mencari mushola untuk memunaikan ibadah wajib, berleha-leha dahulu dimushola hingga pukul 13.00 kami pun bergegas jalan kembali. Seruuu bermain dengan teman-teman yang baru kami temui di kantor transmedia. Sekitar pukul 15.00 kami bergegas untuk pulang karena senja ingin menampakkan dirinya, berjalan lah kami hingga menemui halte trans jakarta. Didalam busway saya ditemani oleh novel bang tere liye, setelah itu transit di halte kuningan timur, lalu transit kembali di cawang uki. Sesampai di cawang uki kami malah salah naik busway yang tujuannya PGC padahal awalnya mau naik jurusan kp. Rambutan, asal naik sih, ngga nanya-nanya dulu. Hehe


Turun di pgc kami menunggu-nunggu datangnya bus kp.rambutan namun yang ada hanya pemberhentian terakhir di pgc. Jam pun terus berputar hingga pukul jam 17.00, kami mampir sejenak di mushola pgc untuk menunaikan ibadah sholat ashar, lalu menunggu sejenak hingga maghrib tiba. Seusai sholat kami menuju halte busway kembali, karena busway jurusan kp. Rambutan tak tiba jua, maka kami balik kembali ke cawang uki. Tak lama menunggu, akhirnya jurusan kp. Rambutan muncul jugaaa... yaaa kurang lebih jam 19.00.

Oke, selama perjalanan tak perlu di ceritakan yah. Sesampai dirumah kira-kira pukul 22.00, ngga langsung istirahat. Tapi saya malah menyalakan laptop, yang katanya hasil tes hari ini akan terlihat di web pukul 22.00 saya menunggu sembari makan malam, karena perut sudah membunyikan bel nya, menggedor-gedor pintu dan seperti gembel yang sedang menggaruk-garuk dinding lambung. Perih, sakit. Sepertinya asam lambungku naik.

Tak pernah beralih ke web lain, setiap satu jam sekali atau setengah jam sekali saya melirik web transmedia. Hingga pukul 1.45 saya mulai mengantuk, tepat pukul 02.00 saya ketiduran dalam keadaan laptop masih menyala. Terdengar suara handphone namun tak ku hiraukan, saya terbangun sekitar pukul 03.15 aku langsung mencek web transmedia tanpa melihat handphone terlebih dahulu. engg... ing.. engggg..... linknya sudah muncul. Sesegera mungkin saya download dan mencari nama saya. apakah tertera di daftar peserta lolos atau tidak. Tidak tegang sama sekali, semuanya terasa santai. Hingga akhirnya ku temui nama rekan saya Dian Mutiara Wulansari. Deg!! Detak jantung ku mengapa seperti ini rasanya?? Wulan lulus, lalu bagaimana dengan ku? perlahan demi perlahan ku telusuri nama ku, sampai akhirnya namaku pun tertera “Dina Nurhayati” dengan jam tes interview HRD dan User yang sama dengan wulan, yakni jam 11.00.

Syukur ku, ku buktikan dengan berterimakasih sebanyak-banyaknya kepada Allah yang telah memberikan kabar baik ini, bagaimana tidak? Dari 10.000an peserta aku masuk diantara 1900an peserta. Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat tiada tara bagi hambaNya yang lemah ini. ku lakukan sholat malam, bersimpuh, bersujud, menangis, mengadu. Aahh! tanpaMu apalah diriku ini Rabb.

28 Oktober 2014 saya dan wulan lolos kembali, paginya saya dan wulan joging. Olahraga pagi gitu sembari membeli sepatu baru untuk wulan, setelah itu wulan mampir kerumah saya, lalu saya mengeluarkan kuda besi dan bergegas untuk mengantar wulan pulang kerumahnya. Saya dan wulan telah bersahabat mulai dari awal masuk ke sekolah menengah atas, tepatnya saat Fortasi atau Mos.

Oke, lanjut...
Setelah tiba kembali ke rumah, saya grasak grusuk mandi, dan bersiap-siap untuk berangkat, diantar kembali oleh bapak kesayangan ke perempatan cileungsi sekitar pukul 08.30.

Tepat pukul 10.00 saya dan wulan sampai di gedung transmedia, awalnya sih mau ke WC dulu untuk pipis, tapi sesampai di pintu utama ada antrian ambil nomor. Yaudah, saya ambil nomor dahulu, daaannn agak shock saya mendapatkan nomor antrian 7713. Wuaawww!


Nunggu berjam-jam sampai akhirnya jam 13.30 nomor antrian 7700-7720 dipersilahkan masuk kedalam untuk mengambil nomor antrian kembali, saya pun mendapat nomor antrian 658 kalau yang ini sih nunggu nya ga terlalu lama. Baru duduk beberapa menit sudah dipanggil dan diantar keruang tunggu untuk interview bersama HRD.

CV yang saya bawa, langsung dari transmedia dikumpulkan dan diserahkan untuk kemudian dipanggil nama nya. Alhamdulillah saya dan wulan bersama kembali. Interview HRD, bersama 3 orang lainnya. Deg-deg an nerveous, dan lidah seketika kelu. Sumpeh! Gue lupa mau ngomong apa aja. Semuanya yang udah direkam di otak seketika buyar.

Tarik nafas, ini bukan pertama kalinya lo biara didepan orang din (bicara dalam hati) oke, dengan kebanyakan kata “emm.. emmm” akhirnya saya lolos kembali, masuklah saya dan wulan ke sebuah ruangan untuk interview User. Kurang lebih menunggu selama 3 jam nama saya dan wulan baru di panggil, mungkin itu pemanggilannya sesuai penepatan, saya berkenalan dengan bekti. Dia mengambil di transmedia juga ternyata, saya, bekti dan wulan bersama kembali untuk interview user. Kami pun diantar ke lobby dan ke sebuah ruangan untuk interview user, namun sebelumnya mesti nunggu lagi sih. Nunggu kurang lebih 1 jam, pada interview user saya dan wulan terpisah. Gpp lah, insyaAllah rezeki kembali pada final result. Yup, mempromosikan, menjual diri sendiri pada User tak jauh beda pada saat interview HRD, sembari berbincang-bincang dengan kak vanilla dan kak *lupa namanya* hehe. Saya dipindahkan bagian, awalnya saya memilih bagian Finance dan Public Relation. Namun kak vanilla menyarankan saya untuk bergabung pada tim Creative, dengan senang hati saya terima tawaran tersebut. Siapa yang ngga mau sih ditawarin bagian creative oleh tim trans tv?? *lebay*. Hehe

Pukul 05.00 baru selesai interview nya, saya dan wulan menuju lantai 3 dengan menggunakan lift, untuk menunaikan sholat ashar. Setelah itu kami pun sesegera mungkin pulang kerumah dengan menunggunakan kendaraan umum (busway) sambil bercerita-cerita kembali interview user yang telah dilaksanakan.

Besok, 3 Oktober 2014 adalah hari penentuan saya dan wulan. Mohon doa nya untuk pembaca, mudah-mudahan nama saya dan wulan masuk kembali dalam final result. Kalau pun tidak, mungkin belum rezekinya dan perjuangan kami belum berhenti sampai disini. Jadikan pengalaman ini, pengalaman yang terkeren, sehingga tahun depan saat saya ikut kembali setidaknya saya sudah tidak canggung dan bingung apa yang seharusnya dilakukan.

Oke, sampai disini yaa... see you guys J)


@dinanurhayatii
Selasa, 30 September 2014 0 komentar

#20FactsAboutMe

20 Facts about me. Karena jadi TTWW di instagram dan tumblr, jadi saya mau ikutan untuk membuatnya. Jangan di baca ya, kalau ga sengaja ke baca langsung close tab nya aja. hehe

Bissmillah.. Duh saya deg degan nih :D

1. Nama Dina Nurhayati, lahirnya di bogor karena bikin akte kelahirannya di cilacap dan terjadi miskom jadi tempat lahirnya tertulis di cilacap.

2. Sayang banget sama ibu, kalau ada apa-apa nangis, cerita atau apapun itu pasti ke ibu. peluk ibu sambil nangis di dalam pelukkannya. hehe

3. Anak pertama dari 5 bersaudara. Memiliki 3 adik laki-laki dan 1 adik perempuan.

4. Manja, manja nya sama orang tertentu aja sih. Kalau sama ibu manjanya pake banget. Nanti kalau sudah menikah manja nya ngga sama ibu lagi. hehe namun ibu tetaplah ibu, yang pake banget akan tetap manja namun agak sedikit dikurangin, karena nanti posisinya akan berbeda, saya yang harus memanjakan ibu. hehe

5. Suka banget sama anak kecil, apa lagi yang masih debay (dedek bayi)

6. Penurut. tetapi tidak suka di suruh ngelakuin dengan nada keras lagi kasar.

7. Kecerdasan dominan Sensing introvert (Otak belahan kiri bawah) dan memiliki golongan darah O.

8. Orangnya asyik. Seneng banget ngobrol, dan melucu, tapi kalau udah ngga mood pasti diem sejadi-jadinya. Cuek, seperti mendengarkan tapi nyatanya tidak. hehe

9. Aktif. orangnya aktif, gerak mulu, apapun dilakuin. seneng banget jalan, jalan kaki maksudnya. kalau diem, ngga ada kegiatan kadang bikin pusing kepala.

10. Keinginannya kuat. Kalau mau sesuatu bakal mengusahakan habis-habisan. Anehnya ngga mau dikasih, maunya dengan hasil jerih payah sendiri.

11. Keliatannya selalu ceria tapi sebenernya cengeng kalau udah sendirian. Entah, kadang inget tentang hal apapun itu, atau saat baca buku yang mengharukan tentang orangtua bikin nangis sejadi-jadinya.

12. Suka banget sama hal-hal baru, segala komunitas di coba. Awalnya sih cuma iseng dan pengen tau aja kalau nyaman tetap akan terus bertahan kalau udah ngga nyaman bakal langsung out. 

13. Agak songong, blak-blakkan dan ngga suka basa basi.

14. Suka tantangan. Tapi gampang nyerah. (yeelaaa. sifat buruk yang harus sesegera mungkin di hilangkan)

15. Suka banget sama olahraga tapi yang masuk kedalam kategori Bela Diri.

16. Ngga suka kebanyakkan dikasih teori. cukup contohin, dan jelasin seperlunya setelah itu biarkan saya bergerak dan melakukkannya sendiri.

17. Suka baca buku dan Nulis. Meskipun sampai saat ini nulisnya ngga bagus-bagus amat sih. hehe

18. Dream tersendiri, nikah muda sebelum umur 24. hehehe

19. Pengen punya suami yang soleh, dewasa, selalu mendahulukan Allah, sayang sama aku dan keluarga ku. Bertanggung jawab pastinya, Mau mengajarkan hal-hal yang belum aku ketahui dengan sabar.

20. Nothing Special. nggak ada yang bisa dibanggakan dari diriku sebenernya. Apalah arti diriku tanpa diriMu yang telah menghadirkan ku orang-orang yang special. Keluarga dan sahabat misalnya.


Oke, itulah 20 facts about me. What about you?
Selasa, 23 September 2014 0 komentar

Jika Istrimu Seorang Penulis

Sebuah cerita jika pengandaian dalam jangka waktu yang tidak dapat di tentukan. ini adalah sebuah jika, yang bisa jadi hanya sekedar ilusi, maupun pengharapan dimasa depan. Wallahua'lam

Setiap wanita sejatinya adalah sosok pemerhati dan ingin diperhatikan. Hal ini juga berlaku jika kelak kau dapati bahwa istrimu adalah seorang penulis. Seorang penggiat aksara, yang selalu sibuk berkutat dengan deretan abjad di dalam kepalanya.

Dalam diamnya seorang penulis, jangan selalu kau anggap itu sebagai ungkapan marahnya. Ia membutuhkan waktu lebih banyak untuk pikirannya sendiri. Mengolah apa yang seharian ini ia tangkap, kemudian berpindah dari sudut pandang satu ke sudut pandang yang lain. Ia bukan marah kepadamu, sama sekali tidak. Berilah ia waktu untuk menepi, berdiam diri diteras rumah sambil memegang kertas dan pena atau sekedar duduk berkawan dengan netbook-nya.

Perlu ku tegaskan, jika istrimu adalah seorang penulis jangan sesekali menganggap bahwa dia adalah seorang autis. Ia memang memiliki dunia lain yang rasanya sulit untuk diterobos olehmu, orang terdekatnya sekalipun. Namun, ia tetap menulis, yang pandai menangkap setiap ekspresi yang kau tampilkan, gerak yang kau lakukan atau bahkan membaca isi hatimu melalui warna baju yang kau kenakan. Ia tetap membutuhkan bahumu untuk bersandar dikala aksara di dalam benaknya hanya mengawang tanpa dapat ia rangkai dengan baik. Ia tetap membutuhkan perhatian-perhatian kecil darimu, meski hanya sekedar menawarkan cemilan sekalipun.

Jika istrimu adalah seorang penulis. Kau dapat menangkap sesuatu secara tersirat maupun tersurat. Radar kepekaannya memiliki tingkat lebih tajam dibanding manusia pada umumnya. Jadi, ketika kau ingin mengungkapkan rasa sayangmu kepadanya, boleh saja kau selipkan puisi pada buku catatannya atau bahkan sebuah gambar berbentuk hati pada kertas yang kau letakkan di bawah cangkir kopinya. Bisa saja. Dan dia akan mengerti.

Kesedihan seorang penulis akan tumpah ruah pada tulisannya. Maka, ketika kau tak mengerti apa yang sedang ia rasakan, pastikan kau telah membaca setiap baris dalam tulisannya. Jika tiada juga kau temukan makna didalamnya, ada baiknya kau dekati ia. Sekedar berceloteh tentang bintang, matahari, awan, hujan, langit atau apapun. Sendunya begitu sudah terbaca ketika ia bercerita tentang hujan kepadamu. Di saat-saat seperti itu, jangan pernah kau tinggalkan sendiri. Temani. Jadilah pendengar yang baik untuknya, sebagaimana ia menjadi pemerhati dirimu yang seringkali melupakan hal-hal kecil, tetapi penting dalam hidupmu. 

Ketika kau mengharapkan ungkapan cintanya kepadamu, bacalah jemarinya. Jemari yang senantiasa menggenggam pena untuk menggoreskan perasaannya, pada secarik kertas. Jemari yang ia gunakan untuk menekan tombol keyboard pada netbook-nya agar seluruh dunia dapat membaca aksaranya. Baca jemarinya, yang tidak pernah bosan  menuliskan sepenggal namamu pada nama belakangnya sebagai seorang penulis. Itulah ia, ungkapan cintanya kepadamu yang perlu kau pahami.

Teruntuk kamu, dia, atau satu diantara kalian, yang kelak dalam 'jika' itu pernah berangan memiliki istri seorang penulis.



Sumber : Grup WhatsApp, Penulis.
@dinanurhayatii
Senin, 22 September 2014 0 komentar

2 hari bersama

judulnya engga banget yaah.. haha
cuma pengen cerita -cerita aja sih selama 2 hari ini. sabtu dan minggu, bener-bener seruuu..
keluar, ngilangin penat.

Sabtu 20 sempember 2014, seperti biasa.. setiap hari saya mengeantar adik sekolah, setelah itu saya ke kampus hanya untuk mendapatkan tanda tangan asisten dosen penguji. janji itu diundur terus sama asisten. setengah jam setelahnya kira-kira jam 13.00 baru bisa bertemu beliau, ngga hanya langsung ketemu, tapi mesti nunggu dahulu beberapa menit. selesai jam 14.00. saya langsung meluncur nunggu bus jurusan blok M. bukan mau apa-apa kok, cuma mau main ajaa, sambil nyari buku.

galau sih sebenernya, kesana sama mba fitri, tapi dia bukannya siap-siap malah tidur lagi. di telpon ngga diangkat, di sms ga dibales, pantess banget lagi tidur ternyata. haha
okelah nyampe TKP sekitar jam 16.00 , setelah itu saya nyari resto cepat saji karena perut sudah berdering-dering meminta 'hak' nya. sembari nunggu mbak fitri dateng. ngga hanya nunggu diresto aja sih, saya keliling-keliling nyari buku akuntansi yang agak susah -_-

oke, tepat jam 16.30 akhirnya saya bertemu dengan mbak fitri, nyari buku bareng doi, daaaannn akhirnya mendapat buku-buku ini. haha ini ngeborong abis-abisan.
7 Novel Tere Liye, 1 Novel Oki Setiana Dewi, dan 2 buku Akuntansi. perut pun berdering lagi, okee.. saatnya makan lagi, karena saya ngga mau kalau maag ini kambuh mulu. sudah cukup, sudah capek *apasih lebay banget haha

setelah makan, lanjut nyari mushola terdekat, sholat maghrib, bukannya langsung pulang, malah ngider lagi nyari buku. Maap yaa, suka hilap kalau diajak ke tobuk hehe

sekitar jam 19.00 saat nya kita bebeah untuk pulang, dan lagi-lagi saya mesti nunggu. nunggu kedatangan APTB.

1 jam kemudian, APTB itu menghampiri, masuk kedalem bus dengan elegan. haha
ngobrol ngalor ngidul sama mba fitri, sampai-sampai kedinginan gegara AC yang sedang berduet dengan angin malam menghantam diri ini bertubi-tubi sehingga aku tak mampu untuk melawannya *apasih :D



tadinya mau nginep di cakung, tapi ngga berani sama terminal pulogadung yang notabene banyak pengamen dan perampok. yasudah alhasil kami pulang ke cileungsi. ngga langsung tidur masih ngobrol-ngobrol dirumah.

21.00 mba fitri udah tidur. lalu sayaa??? mata ini masih belum mau terpejam, biasanya baca qur'an sekaligus ngapalin diatas kasur yang kadang sampe ketiduran. ternyata masih belum ngantuk, malah nambah melek, baca novel oki setiana dewi masih belum ngantuk juga. alhasil maksain tidur, meremin mata, guling-gulingan di kasur, bikin rule untuk OWOP, dan tepat jam 01.55 baru mulai ngantuk.

***

Minggu pagi, 21 September 2014, udah niat dari kemarin mau CFD an, tapi udara mendukung banget buat tidur lagi . ah... aku tak boleh melakukan itu. oke, bergegas untuk mandi dan siap-siap. udah rapi, disuruh sarapan dulu dan meluncur ke HI, setelah dari HI langsung meluncur ke Cakung, tapi kata mba fitri kepagian kalo pulang, ya sudah saya ajak dia ke Monas. 

ga mesti jalan-jalan ditempat yang mahal, cukup dengan memanjakan panca indera ku saja udah cukup, hehe dan emang paling seneng diajak jalan kemana pun itu tujuannya.

saya yang notabene sok banget SKSD sama orang, haha nemu temen baru disana berikut foto-foto saya saat di monas, karena ngga kepikiran mau jalan, jadinya gabawa kamera, cuma memanfaatkan kamera handphone yang kualitas kameranya ngga seberapa. hehe







kameranya kurang bagus nih, agak nyesel jugaa.. tapi gpp lah, nanti kesana lagi. hehe
setelah berlelah-lelah akhirnya kitapun pulang kerumah masing-masing. 

berpisah dipersimpangan halte busway. hahaha
mudah-mudahan nanti mendapatkan suami yang seneng jalan jugaa.. hehe 
gamesti ketempat mahal, karena bersamamu aku nyaman *eaaa 

okee, see yaaaa :)


@dinanurhayatii

Minggu, 21 September 2014 0 komentar

Ibu Ibu Ibu

Hari ini ada yang sedang bertengkar dengan ibunya, ada yang sedang bercanda dengan ibunya, ada yang sedang berharap memeluk erat ibunya, dan ada yang menulis sajak tak berkesudahan untuk menyampaikan kerinduan yang berceceran pada ibunya bersamaan dengan doa dalam kehampaan hati yang membiru.

Teruntuk kau, yang sedang merindu.. Yang mengobrak abrik kenangan tentang ibu..

Ibu, yang kau sebut dengan panggilan mesra  "Malaikatku" mungkin memang telah berpulang terlebih dahulu, meninggalkan jejaknya pada album usang yang mungkin satu-satunya yang kau punya. Ibu tidak pernah ingin pergi, tapi takdir harus menuliskan pada garis tangannya. Mungkin juga dia sangat khawatir untuk meninggalkanmu, cemas kalau saja ada pemuda nakal yang ingin menghancurkan hatimu, dia pasti khawatir saat kamu sedang bertumbuh, dan bagaimana kamu bisa menyelesaikan ini dan itu.

Dia telah memikirkan itu, sedari awal kamu ditiupkan dalam rahimnya. Sedari awal dia tahu bahwa akan ada peri kecil yang menemaninya. Memang benar dia tidak memiliki banyak waktu untuk melihatmu tumbuh, tapi ia telah menyimpan harapan kecil sedari awal kamu menghirup udara dan menangis sekencang-kencangnya, bahwa suatu hari kamu akan menjadi kebanggan dalam hidupnya.

Dia boleh saja berpulang namun sejatinya setengah jiwanya itu kamu, maka hiduplah dengan melakukan yang terbaik. Untuk ibu.... Untuk dirimu.


-Dari aku yang hanya ingin sekedari membantu, untuk seorang kawan ku yang tengah dirundung rindu oleh kenangan ibu.




@dinanurhayatii
Sabtu, 20 September 2014 0 komentar

Cerita Bersama Ibu

sore itu aku dan ibu sedang duduk ruang keluarga, seperti biasa menemani dua adikku yang sedang belajar, atau hanya bercerita tentang apapun itu.

kemarin, seketika ibu berbicara diluar hal yang sebelumnya tak ku fikirkan..

ibu : Mbak, jika nanti kamu jadi seorang ibu, kamu tidak boleh berfikiran negatif tentang anakmu, sungguh tidak boleh. karena apa yang di fikirkan seorang ibu terhadap anaknya itu adalah sebuah doa

aku : iya bu, lagi pula nikahnya juga masih lama kok. masa punya anak duluan -_- engga lah bu..

ibu : yaa.. kamu berdoa dong dari sekarang biar di hadirkan pasangan yang bagus akhlaknya, rajin ibadahnya, sayang sama keluarga kamu.

aku : iya buuu, tapi masih lama -_- target aku 2 tahun lagi, aku masih mau deketin Allah, mau nyari ilmu yang banyak, bukan untuk apa-apa, ilmu itu untuk aku dan anak ku kelak..

ibu : bukan masalah target. kita boleh berencana, tapi Allah punya rencana lain. kalau misalnya jodoh kamu datang lebih cepat dari yang kamu inginkan gimana?

aku : *diam* engg.. iya bu..

ibu : bukan karena apa-apa, tapi karena kamu juga kan. Allah itu tau yang terbaik untuk kamu, Pun dengan ibu yang melahirkan kamu.

*hening*

apa yang ibu ucapkan kadang kejadian, atau menjadi doa dan dapat terkabulkannya doa tersebut...
0 komentar

Bintang dalam Impian

Hai gais..
Bagaimana kabarmu hari ini? semoga selalu dalam lindunganNya ya.. kali ini saya ingin bercerita mengenai impian saya, bisa menjadi doa jika banyak yang membaca lalu meng-aamiin kan nya.

kali ini saya ingin bercerita mengenai mimpi.
pasti kita semua memiliki mimpi, betul?
apasih mimpi kita? yaa.. terserah, apapun mimpi kita semoga berkah dan menjadi landasan atau dapat menghantarkan kita bertemu denganNya kelak.

tahin 2014 ini sudah semakin berakhir, apa saja yang mimpi-mimpi kita yang belum tercapai? coba yuk mari kita tengok buku impian kita, atau yang biasa kita sebut dengan dream book .

Pada dasarnya, untuk setiap mimpi, pemeluknya sedang berpacu dengan waktu -berpacu dengan kematiannya atau berpacu dengan orang lain yang juga sedang mewujudkan mimpi itu.
ya, quote itu saya tulis pada akun tumblr saya.
ada 1 impian yang yang seperti nya belum bisa saya wujudkan tahun ini. apakah itu? Mengumrohkan kedua orangtua saya. tapi saya yakin dan insyaAllah 2016 saya bisa melakukan itu, yang seketika saya dapat menyerahkan 2 tiket umroh untuk kedua orangtua tepat di hari ulangtahun mereka. yaa, romantis, kan? romantisnya anak kepada orangtua.

sebenarnya saya ingin sekali ikut umroh bersama mereka, dan itu masuk kedalam impian saya, tapi saya harus bersabar. saya yakin, insyaAllah lain waktu saya dapat umroh bersama suami. hehe

okey, tidak hanya itu.. masih ada impian yang mentereng di dream book saya, insyaAllah saya dapat mencapai mereka (impian) satu persatu yaa.. aamiin..

@dinanurhayatii
Senin, 15 September 2014 0 komentar

Senja Tenggelam

Rindu kini sudah tak lagi terbalas. Ia hanya dapat mengendap didasar hati pemiliknya. Menumpuk. Jenuh dan menjemukkan.

Ada rasa yang sedemikian lamanya terpendam tanpa diutarakan. Substansi yang seringkali dianggap kecil dan spele, namun diam-diam dapat meluluhlantahkan hati dan perasaan. Ukurannya yang bahkan dapat mendekati atom pun memiliki efek yang sedemikian besar. Dan, ia diam-diam menumpuk, menimbulkan obstruksi pada ruang jalur penghubung jalur hati itu, siap-siap ruptur. Iya, baiknya kita berhati-hati sebab demikian dahsyatnya ia menyerang bak serangan jantung.

Jeda diantara dua masa itu agaknya menjadi periode tempat otak berpikir : "Ada apa dengan kita?"

Pasalnya tegur sapa yang hampir tiada menjadi isyarat bahwa sejatinya frekuensi sudah tak lagi sama. Jarak yang sedemikian membentang, bahkan semakin memisahkan.

"Aku lelah, tapi aku tak ingin menyerah..." Senja berkata pada dirinya sendiri.

Senja berkontemplasi. Ia berusaha mencerna dan menggali rasa yang selama ini berdalih tenggelam. Sembari mengusap peluh dan memandang alam dengan penuh isyarat, ia butuh isyarat dari alam. Ia butuh nirantara untuk membasahi permukaan hatinya yang semakin mengering, di panasi oleh ketidakpedulian.


***

"Jadi bagaimana?" Lelaki bernama Fajar itu menghela nafas di sebrang. Suara helanya amat menggema dalam telinga Senja. Senja bisa rasakan duka yang terdispersi dalam helanya. 

"Harus berhenti"
Hanya itu yang ditangkap oleh Senja. Selebihnya sudah Senja lumat-lumat perlahan untuk ditelan oleh dirinya sendiri. Semakin ia telan, semakin ia tahu rasanya menelan duri. 

"Hanya itu?" Senja menahan suara paraunya.


***

Mungkin, yang sampai hari ini dihadapan Senja sudah tak dapat ia genggam lagi dengan erat. yagn sampai hari ini di hadapan Senja, hanya dapat ia pandang dari sudut matanya yang sempit. 

Senja tak pernah tahu, di sudut dunia lain, seseorang yang selama ini ia nantikan wujudnya, diam-diam mulai memindahkan hatinya ke sudut lain. Ada juang yang Senja kubur dalam-dalam. Senja, seperti untaian aksara dalam elegi.

Ada jingga baru, yang Fajar pilih untuk mengisi jurnal hidupnya. Ada jingga baru, yang ingin Fajar bagi separuh hidupnya. Ada jingga baru, yang ingin Fajar persembahkan separuh jiwanya, seluruh raganya. Ada jingga baru yang Fajar ingin agar ia dapat melengkapi hidupnya, dan tentu saja bukan Senja.

Fajar dan Aruna. Dua insan yagn bersatu melalui jingga. Sementara Senja, tenggelam dalam jingga yang ia cintai sendiri.



@dinanurhayatii 
Kamis, 11 September 2014 0 komentar

Sebuah Doa

Ya Allah..
Saat aku menyukai seseorang
Ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir
Sehingga aku tetap bersama yang tak pernah berakhir

Ya Allah..
Ketika aku merindukan seorang kekasih
Rindukanlah aku pada yg rindu cinta sejatiMu
Agar kerinduan terhadapMu semakin menjadi

Ya Allah..
Jika aku hendak mencintai seseorang
Temukanlah aku dengan orang yang mencintaiMu
Agar bertambah kuat cintaku padaMu

Ya Allah..
Ketika aku sedang jatuh cinta
Jagalah cinta itu
Agar tidak melebihi cintaku padaMu

Ya Allah..
ketika aku berucap aku cinta padamu
Biarlah kukatakan kepada yang hatinya tertaut padaMu
Agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karenaMu

Mencintai orang bukanlah apa-apa
Dicintai orang adalah sesuatu
Dicintai oleh orang yang kau cintai sangatlah berarti
Tetapi dicintai oleh Sang Pencipta adalah segalanya..



@dinanurhayatii
Senin, 08 September 2014 0 komentar

Kau Tahu?

Kau tahu pengorbanan Ibu?
Kau tahu pengorbanan Ayah?
apakah kau pernah berfikir sejenak akan pengorbanan mereka?

aku tahu dan aku tak pernah menyianyiakan apapun pemberiannya.
sempat berfikir akan suatu hal, saat seorang anak yang disekolahkan oleh kedua orangtuanya, mereka berletih dan bersusah payah mencari uang demi anaknya, namun tak ada sedikit pun balasan atau sekedar senyuman untuk keduanya. 

mereka diamanahkan untuk mengemban pendidikan, namun malah disia-siakan. pergi untuk tawuran, bolos untuk pacaran, nilep duit yang diberikan orangtua atau apapun itu. 

entah aku harus berbuat dan bicara apa, saat mendengar cerita dari seorang teman yang tega-tega nya sengaja membohongi orangtua agar mendapatkan uang jajan tambahan untuk membeli sesuatu sesuai dengan keinginannya. padahal jika mereka dapat membuka mata serta hati turut merasakan pengorbanan serta jerih payah orangtua untuk mencari recehan-demi recehan, itu sudah cukup dapat memperlakukan uang sebaik mungkin, tak perlu membohongi orang tua hanya karena ingin terlihat modis, trend dan tetap gaul didepan teman-teman.

pun, dengan cerita para orangtua yang telah saya lihat dan dengar. 

seorang keluarga yang sangat sederhana dan memiliki dua orang anak, satu laki-laki dan satunya lagi perempuan. si laki-laki tersebut telah lulus SMK serta adiknya baru masuk SMP, pergaulannya sudah sangat tidak wajar bagi anak SMP seusianya, ia telah berpindah-pindah sekolah, dan ayahnya yang hanya seorang penjual gorengan kadang bercerita sembari menangis kepada saya saat saya membeli gorengannya malam hari.

pun, dengan cerita lain yang saya dapat kan saat saya pergi ke suatu tempat, dan dalam perjalanan terjadi perbaikan jalan sehingga mengakibatkan kemacetan selama dua jam sepanjang jalan. sopir angkot tersebut mencoba mengajak saya mengobrol, saya jawab semua pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari bibirnya. ia bercerita bahwa anaknya sedang kuliah di semarang dan ia mencari uang untuk kebutuhan kuliah anaknya tersebut di bogor dengan menjadi seorang supir angkot. manisnya, anak tersebut akan melaksanakan wisuda tahun bulan ini dan saat ini ia telah bekerja di sebuah perusahaan sebagai HRD.

Subhanallah banyak cerita yang selalu membuat saya terpesona akan perjuangan orang tua untuk anaknya, pun dengan orangtua saya yang selalu mendahului kebutuhan anaknya dibanding kebutuhan mereka sendiri. sungguh, tak seharusnya kita berlaku kurang baik kepada orangtua, dan sungguh pendidikan yang telah mereka biayai tak sepantasnya kita nomor duakan. sungguh itu amanah yang telah mereka berikan kepada kita. coba buka mata hati kita, masih banyak sekali seorang anak yang memang ingin sekolah namun sangat terbatas atau bahkan tak memiliki biaya.

semoga kita semua belajar untuk dapat memanfaatkan dan membuat hati orang tua senang dengan melaksanakan amanah yang telah mereka (orangtua) berikan.


@dinanurhayatii
 
;