Kamis, 06 Februari 2014

Bicara Jodoh? Tanda Kebelet Nikah?



"eh, ngebet nikah ya? Kok ngomong nya jodoh mulu?”


Pertanyan tersebut sering banget keluar dari mulut orang-orang disekitar saya, bahkan orang yang baru kenal dengan saya bisa mengatakan pertanyaan seperti itu.

Menurut saya, bicara jodoh adalah kewajiban bagi yang belum menikah dan sebagai ladang persiapan diri. Coba lihat, orang yang biasanya slalu berfikir “hari ini ya hari ini”, “esok yaa esok”. Pemikiran tersebut sempit banget, seakan-akan mereka tidak mempersiapkan masa depannya. Bukankah menikah itu termasuk masa depan?
Kalau iya, coba persiapkan mulai dari sekarang. Menikah itu sama saja dengan cita-cita, masa depan yang harus di fikirkan dengan matang dan dipersiapkan sedini mungkin. Bukan berarti orang yang slalu bicara jodoh tandanya “Kebelet Untuk Menikah.”

Ada lagi yang bertanya kepada saya :
“mba dina, kayaknya udah siap banget ya untuk menikah? Dimana-mana ngomongnya soal jodoh, sampai buku yang mau di terbitin tentang jodoh juga. Ngga bosen mba? Atau ngga risih? Kan umur mba dina sekarang masih 19 tahun, tapi bicaranya tentang jodoh mulu.”

Umur biologis seseorang tidak sama dengan umur mental nya, bisa saja orang yang umurnya lebih tua tapi bersikap dan fikirannya kekanak-kanakan, begitu juga sebaliknya. Karna dewasa itu pilihan, dan tua itu pasti. Kenapa saya slalu bicara soal jodoh??
Karna menurut saya, jodoh itu misteri pake “Banget” yang bikin orang penasaran. Apalagi saya termasuk orang yang sangat “Kepo”, kepo yang dimaksud bersifat positif, dalam arti slalu ingin tahu apa yang tidak saya tahu. Maksudnya bukan kalau orang lagi ngomongin dan menjelekkan temen nya kita harus kepo juga, yang seperti ini gausah di kepo in. Ngga penting.

Kenapa saya lebih suka bicara soal jodoh?
Karna itu menyangkut masa depan yang harus dipersiapkan dari sekarang, karna pasti kita bakal berpisah dari orangtua, hidup mandiri, susah senang pasti dirasakan hanya berdua (suami dan istri).

Untuk masalah siap atau ngga nya, jujur saja untuk saat ini memang saya belum siap menikah. Masih banyak yang harus saya persiapkan tentang ilmu pernikahan, parenting dan ilmu tersebut belum banyak saya mengetahuinya. Karna bagi saya, menikah sama seperti kita beli makanan, yang kalau ngga enak ngga bisa dikembalikan ke penjualnya. Persiapan menikah itu penting, sama seperti cita-cita dan saya ngga pernah bosen untuk bercerita bahkan berbagi ilmu tentang jodoh. yaa.. meskipun saya masih sangat fakir ilmu. Tapi kalau untuk masalah jodoh taulah sedikit banyaknya.

intinya, persiapkan diri ke gerbang pernikahan sedini mungkin. Kalau kita ingin pasangan yang dewasa, dewasakan dulu diri kita sendiri. Karna jodoh itu cerminan diri sendiri, masa iya mau jodoh yang sholeh tapi tidak mensholehah kan diri sendiri??

sesuai Firman-Nya surat An-Nur : 26 “Laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik, sedangkan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji. Begitu sebaliknya.”
Saya slalu percaya bahwa jodoh itu cerminan diri, tidak semua orang pintar berjodoh dengan orang pintar juga, dan tidak semua orang yang cantik berjodoh dengan orang yang tampan. Tapi.. saya slalu percaya bahwa orang yang sholeh pasti berjodoh dengan orang yang sholehah.


(@dinanurhayatii)
 
;