Pertanyan tersebut sering banget keluar
dari mulut orang-orang disekitar saya, bahkan orang yang baru kenal dengan saya
bisa mengatakan pertanyaan seperti itu.
Menurut saya, bicara jodoh adalah
kewajiban bagi yang belum menikah dan sebagai ladang persiapan diri. Coba lihat,
orang yang biasanya slalu berfikir “hari ini ya hari ini”, “esok yaa esok”. Pemikiran
tersebut sempit banget, seakan-akan mereka tidak mempersiapkan masa depannya. Bukankah
menikah itu termasuk masa depan?
Kalau iya, coba persiapkan mulai dari
sekarang. Menikah itu sama saja dengan cita-cita, masa depan yang harus di fikirkan
dengan matang dan dipersiapkan sedini mungkin. Bukan berarti orang yang slalu
bicara jodoh tandanya “Kebelet Untuk Menikah.”
Ada lagi yang bertanya kepada saya :
“mba
dina, kayaknya udah siap banget ya untuk menikah? Dimana-mana ngomongnya soal
jodoh, sampai buku yang mau di terbitin tentang jodoh juga. Ngga bosen mba? Atau
ngga risih? Kan umur mba dina sekarang masih 19 tahun, tapi bicaranya tentang
jodoh mulu.”
Umur biologis seseorang tidak sama
dengan umur mental nya, bisa saja orang yang umurnya lebih tua tapi bersikap
dan fikirannya kekanak-kanakan, begitu juga sebaliknya. Karna dewasa itu
pilihan, dan tua itu pasti. Kenapa saya slalu bicara soal jodoh??
Karna menurut saya, jodoh itu misteri
pake “Banget” yang bikin orang penasaran. Apalagi saya termasuk orang yang
sangat “Kepo”, kepo yang dimaksud bersifat positif, dalam arti slalu ingin tahu
apa yang tidak saya tahu. Maksudnya bukan kalau orang lagi ngomongin dan
menjelekkan temen nya kita harus kepo
juga, yang seperti ini gausah di kepo
in. Ngga penting.
Kenapa saya lebih suka bicara soal
jodoh?
Karna itu menyangkut masa depan yang
harus dipersiapkan dari sekarang, karna pasti kita bakal berpisah dari
orangtua, hidup mandiri, susah senang pasti dirasakan hanya berdua (suami dan
istri).
Untuk masalah siap atau ngga nya, jujur
saja untuk saat ini memang saya belum siap menikah. Masih banyak yang harus
saya persiapkan tentang ilmu pernikahan, parenting dan ilmu tersebut belum
banyak saya mengetahuinya. Karna bagi saya, menikah sama seperti kita beli
makanan, yang kalau ngga enak ngga bisa dikembalikan ke penjualnya. Persiapan menikah
itu penting, sama seperti cita-cita dan saya ngga pernah bosen untuk bercerita bahkan
berbagi ilmu tentang jodoh. yaa.. meskipun saya masih sangat fakir ilmu. Tapi kalau
untuk masalah jodoh taulah sedikit banyaknya.
intinya, persiapkan diri ke gerbang
pernikahan sedini mungkin. Kalau kita ingin pasangan yang dewasa, dewasakan
dulu diri kita sendiri. Karna jodoh itu cerminan diri sendiri, masa iya mau jodoh
yang sholeh tapi tidak mensholehah kan diri sendiri??
sesuai Firman-Nya surat An-Nur : 26 “Laki-laki yang baik untuk wanita-wanita
yang baik, sedangkan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji. Begitu sebaliknya.”
Saya slalu percaya bahwa jodoh itu
cerminan diri, tidak semua orang pintar berjodoh dengan orang pintar juga, dan
tidak semua orang yang cantik berjodoh dengan orang yang tampan. Tapi.. saya
slalu percaya bahwa orang yang sholeh pasti berjodoh dengan orang yang
sholehah.
(@dinanurhayatii)
1 komentar:
Keren...
Posting Komentar