Hujan di senja hari seperti nya
mengikiskan rinduku terhadap kalian.
Akupun lupa kapan pertama kali kita bisa
akrab seperti ini, sepertinya pada saat menginjak Sekolah Menengah Atas kita
tak sedekat ini, mungkin hanya sekedar sapa menyapa. Itu pun jarang.
Aku bersyukur, sangat bersyukur
terhadap-Nya bisa sedekat ini dengan kalian. Aku bersyukur, karena kalian
selalu ada saat aku terpuruk, ini kah yang dinamakan ukhuwah?
Kadang canda tawa kita terlalu lepas,
namun semua itu tetap tak keluar dari koridor-Nya.
Ada hal yang paling aku ingat disetiap
rutinnya pertemuan kita, saat mulainya cerita kisah-kisah pertama kuliah. Yang
diawali dengan cerita nurul dan berakhir dengan air lembut membasahi pipinya,
kemudian cerita Fatimah, Wilda, dan terakhir Aku. Kami memiliki satu kakak yang
sangat mengayomi, meskipun awalnya kami tidak akrab dengannya, tapi berkat
pertemuan rutin tersebut kami selalu belajar apapun dari dia, ia bernama Imar
Dalilah. Sosok wanita hebat dan kuat bagi diriku pribadi.
Kami memiliki pengalaman yang berbeda,
karena perbedaan itulah yang dapat melengkapi kami satu sama lain. Ini kali
pertama, dimana aku dapat menangis didepan mereka. Seakan-akan kisi-kisi langit
mulai berjatuhan. Ledakan cahaya supernova berpendar. Sebuah bintang di galaksi
mengakhirkan kisahnya yang manis. Aku pun terombang-ambing dilautan malam
diantara bintang-bintang.
Lepas selepas-lepasnya aku bercerita
kepada kalian.
Tahukah kalian? Bahwa aku banyak belajar
dari kalian, belajar dari pengalaman-pengalaman yang kalian ceritakan. Meski
kadang aku terlihat bodoh, tapi seusai pertemuan saat aku berbaring di kasurku,
aku mencoba mengingat semua hal-hal yang telah kita lakukan.
Lagi-lagi aku mengulirkan ingatanku pada
satu kenangan, meringkas sebuah waktu yang terjadi dimasa silam dahulu. Dan
lagi-lagi kalian lah yang mampu menguatkan ku, meski aku tahu bahwa kalian
bukanlah motivator-motivator ternama
dan terkemuka. Tapi aku yakin, suatu saat nanti kita akan menjadi seseorang
yang kita impikan dan cita-citakan. Percayalah...
Aku mempunyai sebuah mimpi yang ku beli
dari berbagai pengalaman. Baik yang ku lihat ataupun yang kurasakan. Baik yang
ku awasi oleh mata lahir ataupun akal.
Iyaa.. kalian pun tahu apa mimpi ku itu.
Kalian tahu saat berbagai rintangan dan ujian menerpa ku, saat aku mencoba
memperjuangkan mimpiku, saat aku tak kuasa menahan segala rasa hingga akhirnya
aku terombang-ombing di lautan malam.
Meskipun hati ku sedang terkikis oleh
perkataan-perkataan seseorang, aku masih mampu bercanda riang dengan kalian, walaupun
hanya melalui chatting di grup dari salah
satu aplikasi handphone yang kita
semua pasti mengenalnya.
Aku mencoba kuat, tapi tetap aku ialah
aku. Seorang wanita yang perasa, yang kadang hanya dengan melihat dan mendengar
aku dapat merasakan apa yang ia rasa. Maaf, kalau kerap kali dengan mudahnya
aku menangis. Maaf, kalau kerap kali aku hanya dapat menyulitkan kalian.
Ah..
Rasa sayang ku terhadap kalian tak bisa
tertulis oleh apapun itu, setiap hari aku selalu rindu. Namun, kalau terus
bertemu rasa bosan menghampiriku. Maka dari itu kita rutin kan setiap malam
sabtu bertemu.
Dalam perjuangan teruji keimanan. Dalam
tawakal teruji ketaqwaan. Dalam ukhuwah
teruji keikhlasan. Sahabat, maafkan bila terluka. Fahamilah bila keliru.
Nasehatilah bila terlupa. Tegurlah bila terlena. Itulah kehebatan uhuwahfillah.
Tetap semangat berjuang menggapai
impian-impian kita. Karena impian tidak akan menggerakkan seseorang untuk maju,
tapi alasan kuat dibalik impian itulah yang menggerakkannya.
Terimakasih untuk persahabatan ini,
tetap ingatkan aku jikalau aku kerap kali keliru.
Semoga dengan persahabatan ini
menghantar kita sama-sama menuju syurga-Nya kelak. Aamiin yaRabbal Alamin
@dinanurhayatii