Senin, 20 Juli 2015 0 komentar

MonoloGue

Ini tentang percakapan antara diriku dengan diriku sendiri (bicara depan cermin). Ah, bukan percakapan juga. Hanya untaian paragraf yang berisi sebongkah cerita-cerita antara aku dengan diriku sendiri. Ya. Aku dan diriku? Benar. Tepat. Kau tidak salah.

Begitu banyak hal yang sepertinya terjadi pada diriku. Bukankah, itu bukan sepertinya lagi? Ah, ya benar. Itu sudah pasti. Pun, pada diri setiap insan juga begitu. Sering kali kita lupa meresapi kejadian demi kejadian yang telah terjadi pada diri kita.

Sebongkah sifat buruk dan sifat baik itu sudah pasti ada pada diri kita. Apakah di kemudian hari kita akan terus menerus berprilaku buruk atau terus menerus berprilaku baik? Atau terus-terusan bergantian antara keduanya?

Aku begitu kah? Ah, kadang kamu begitu sih. Begitulah hidup.

Monolog..
Pernah juga aku berpikir seharusnya mereka mengerti aku! Mereka harus mengerti aku! Tapi, aku belajar aku tidak boleh seegois itu. Aku bukan makhluk yang dibesarkan dari kalangan keluarga yang dimanjakan. Keadaan menuntutku untuk tidak sok-sokan menjalani hidup.

Dikemudian hari aku sadar, bahwa bersosialisasi bukanlah menuntut diri agar diterima dimasyarakat sosial. Namun, tuntutlah diri agar mau menerima bagaimana masyarakat sosial tersebut.

Aku rasa itu lebih adil..

Dan itu semua adalah pilihan untuk mendewasakan diri. Dewasa tidak terlihat dari jumlah umur, namun dewasa adalah bagaimana kita menyikapi suatu keadaan. Apakah kamu sudah dewasa, Dina?

Entahlah, jangan bertanya pada diri sendiri wahai diri. Canangkan saja bahwa dewasa itu pilihan. Bukan tergantung dari umur.

Lantas mengapa aku membahas tentang dewasa?

Hmmm.....
MonoloGue ..

Citereup, 20 Juli 2015
Dina Nurhayati

 
;