Minggu, 06 November 2016

Tuan III

Hai tuan, rasa-rasanya rindu padamu hadir setiap hari tanpa mengenal waktu. Ruang kepalaku selalu terisi penuh tentangmu.

Maaf, aku selalu menjadi orang yang sangat menjengkelkan. Yang seringkali ambek tak jelas, selalu manja terhadapmu.

Yakilah, apa yang aku lakukan tersebut tak sama seperti aku melakukannya pada teman-temanku. Aku bisa jadi orang yang sangat manja, yaaa hanya kamu kuperlihatkan. Manjaku tak ku perlihatkan pada teman-temanku, pun dengan lemahku.

Entah mengapa begitu mudah aku perlihatkan hal tersebut padamu, seakan-akan sudah kupercayakan sepenuhnya sisi lemahku padamu.

Tuan, terimakasih untuk waktu yang selalu kau luangkan untukku. Waktu yang seharusnya kau gunakan untuk istirahat seusai bekerja, tapi kau gunakan untuk pergi ke kota tempatku bekerja. Dan selalu tak kau tampilkan wajah lelahmu.

Ah entahlah, aku sudah sangat mencintaimu. Aku jatuh cinta pada pola pikirmu dan sebagian karaktermu. Ada rasa tersendiri dalam diriku, yang terkadang membuatku minder terhadapmu.

Tuan, rasa takut itu menghantuiku. Bagaimana dengan rasa yang terlalu, dengan harap yang sudah ku lambungkan untukmu.

Bolehkah kupinjam tubuhmu sebentar saja? Aku hanya ingin pelukmu, ya hanya itu. Pelukmu yang dapat membuat rasa takut itu berkurang, peluk yang membuat ku candu. Bagaimana denganmu?

Maaf aku yang terlalu ini

0 komentar:

 
;