Pagi, buang peluhmu dan lepaskan segala
bebanmu. Nikmati hari ini dengan semangat penuh tanpa batas. Bayangkan,
afirmasikan dan berikan energi positif untuk orang-orang sekitar.
Ya, saat matahari masih malu-malu
menampakkan dirinya. Saat langit masih menghitamkan bumi. Mungkin, saat yang
lain masih terlelap, hanya aku yang sudah bangun untuk bersiap-siap menyegerakan
pergi berkumpul dengan kawan-kawan baru.
Tepat jam 04.00 aku bergegas untuk mandi
dan bersiap-siap pergi ke HI. Udara yang dingin hampir membuat aku enggan dan
mengulur-ulur waktu utuk membesihkan diri, untunglah aku selalu bisa memotivasi
diriku sendiri. selama ini aku diajarkan dan berusaha untuk selalu disiplin,
tidak boleh telat meskipun hanya beberapa menit.
“mau
kemana mbak?”. ujar Ibuku. saat aku
ingin berangkat pergi.
“mau
kumpul komunitas bu”. kata Ku.
Sembari mengambil piring dan ingin sarapan pagi.
Bersyukur, aku sangat bersyukur memiliki
orangtua yang selalu mendukung apapun kegiatan ku. sampai aku mengikuti 8
komunitas dan selalu sibuk dengan dunia ku sendiri, mereka tetap mendukung.
05.15 aku bergegas untuk berangkat,
jalan sendirian, gang masih dalam keadaan gelap, dan sepi. Ya, seperti biasa
aku melihat sosok wanita yang tak asing lagi. Wanita itu seperti tersenyum
manis kepadaku. Entah, mengapa wanita itu sering menampakkan dirinya, membuat
bulu kuduk ku merinding dan kaki ku lemas seketika saat itu. Untunglah, aku
ditemani oleh kak suci meskipun hanya melalui chatting whatsapp. Sambil istighfar, dan berdzikir berjalan menelusuri
gang. menunggu angkutan umum. Beruntungnya tidak ada macet sama sekali.
06.02 sampai di halte UKI, aku menunggu
kak Yani, orang yang selama ini ingin aku temui. Ya, karena ada keterlambatan.
Aku menunggu kak yani hingga jam 06.49 waktu yang tidak sebentar, sabar,
meskipun aku sangat tidak menyukai menunggu. Tapi, karena keinginan ku yang
menggebu-gebu untuk bertemu dengannya, raja jenuh itu tak terasa sedikit pun.
Handphone ku berbunyi, ternyata itu dari
kak yani. Ku angkat telp dari nya, lalu aku bergegas membeli tiket busway.
Yeay, akhirnya aku bertemu juga dengan wanita itu. Yang dulu aku selalu
berbicara dalam hati “Aku harus bertemu
dengan yani. HARUS!”. Perkataan itu terbukti, ngobrol sepuas-puasnya dengan
kak yani. Janjian juga dengan kak suci di halte tosari. Setelah itu berjalan
kami bertiga dengan semangatku yang masih menggebu-gebu.
Berjalan menuju HI untuk berkumpul
dengan beberapa panitia anggota komunitas OWOP. Beberapa menit kemudian bertemu
dengan said, sembari duduk dan mengobrol obrol dengan kak yani. Setelah berkumpul,
kami berjalan menuju taman tosari. Ini kali pertama aku pergi ketaman tersebut
bersama seseorang yang dari dulu ingin aku temui.
Sesampai di taman tosari, kami disana
perkenalan terlebih dahulu. Sebenarnya sudah kenal sih. Hanya untuk
memperhangat suasana dan saling lebih kenal mengenal. Aku merasa hanya berduaan
dengan kak yani padahal disana itu ramai sekali. ah.. sudah lah, aku menikmati
kebersamaan nya bersama-sama.
Dimulai dengan perkenalan, selanjutnya
cerita awal mula OWOP, setelah itu membicarakan acara gathering perdana yang
akan kami adakan tanggal 15 mei mendatang. Keseruan dan euforia nya terasa
sekali. Kumpul sama temen-temen yang memang menyukai hal yang sama, yakni;
sama-sama suka nulis dan suka berbicara. Dan saya rasa, saya yang paling
berisik dan sok asyik sendiri. hehe
Perbincangan akhirnya selesai sekitar
pukul 11.00, sebelum pulang dan melajutkan aktivitasnya masing-masing kami foto-foto
dahulu.
Jalan bersama-sama dengan 5 orang wanita
yang awalnya aku hanya mengenal mereka dari dunia maya dan sekarang aku bisa
bertemu dengan mereka semua menjalin silahturahim. Perpisahan dimulai saat di
perempatan, yang akupun tidak mengetahui nama jalan tersebut apa, kali ini kami
hanya tinggal bertiga. Yakni hanya ada aku, yani, dan suci. Selama perjalanan
menuju halte kami bercerita mengenai hijrah. Duh.. badanku merinding kalau
cerita dan dengar cerita mengenai hijrah.
Perpisahan kembali, kali ini hanya aku
dan kak yani. Awalnya kami ingin langsung pulang. Tapi ajakan kak yani
membuatku tak bisa menolaknya. Karena aku masih ingin bersama dengan dirinya.
*eaa
Kami langsung ke masjid istiqlal, sholat
dzuhur disana. Setelah sholat aku cerita puas banget dengan kak yani. Cerita tentang
kehidupan aku, keinginan aku, impian-impian aku. Dan kita saling bercerita,
sharing bersama. Aku baru menyadari ternyata selama ini aku satu atap dengan
kak yani, mulai dari kami satu daerah tempat tinggal, selalu bertemu di media
sosial sampai bisa satu komunitas, setelah bertemu kami memiliki tahi lalat
yang sama, yakni; di dagu. Memiliki mesin kecerdasan dan golongan darah yang
sama juga; Sensing, O. Yang membedakan hanya drive nya saja, dimana kak yani extrovert sedangkan aku Introvert. Sama-sama suka bicara dan
bertemu dengan orang baru. Memiliki kisah klasik zaman jahiliyah dulu yang
nggak jauh berbeda. Ah... pokoknya banyak samanya. Tinggi kami pun hampir sama,
hanya saja kak yani langsing aku agak langsung. Hihi
Iya, pertemuan itu sangat berkesan bagi
diriku pribadi. Semoga saja masih tetap bisa bertemu dan berbicang-bincang
dengannya. Aku hanya ingin bercerita sedikit kepada kak yani, ini dari hati aku
yang terdalam loh.. hehe
“Kak,
aku tau semua perjuangan untuk menggapai impian memang penuh dengan batu
terjal. Bahkan kerikil-kerikil ujian yang datang sering di anggap besar. Tapi aku
yakin, Oneday, aku bisa jadi apa yang aku ceritakan kemarin. Aku bisa seperti
kak yani yang hanya menuliskan ingin satu tim dengan mas brili, aku bisa
mewujudkan impianku untuk bisa satu acara nantinya dengan mas brili. Aku bisa
menjadi wanita yang selalu ceria dan penuh semangat seperti kak yani. Aku bisa menjadi
apa yang aku mau semua demi orang-orang yang aku sayangi. Aku? Siapa sih aku? Hanya
seorang wanita yang memiliki impian terlalu banyak dan ingin mewujudkannya
semuanya. Mungkin terkesan maruk dan egois, tapi biarlah. Aku tidak terlalu
peduli dengan perkataan-perkaan orang-orang yang ingin menjatuhkan ku. bagiku
maju terus sampai mampus. Aku.. iyaa ini lah aku. Yang akan terus maju demi
tergapainya semua impianku. Letih? Iyaa letih, tapi aku tidak terlalu
mendramatisir keletihanku.
Kak,
tetap jadi seperti kak yani yang saat ini. Kalau sudah menjadi besar nanti;
trainer terkenal. Jangan pernah sombong yah. Karena aku ingin menjadikan kak
yani inspiration ku yang ke empat setelah kedua orangtua ku dan mas brili. Sampai
ketemu lagi nanti, dengan beribu cerita yang ingin aku ceritakan.”
@dinanurhayatii
0 komentar:
Posting Komentar