Selasa, 22 April 2014

Pertemuan Pertama

  
Pagi, buang peluhmu dan lepaskan segala bebanmu. Nikmati hari ini dengan semangat penuh tanpa batas. Bayangkan, afirmasikan dan berikan energi positif untuk orang-orang sekitar.

Ya, saat matahari masih malu-malu menampakkan dirinya. Saat langit masih menghitamkan bumi. Mungkin, saat yang lain masih terlelap, hanya aku yang sudah bangun untuk bersiap-siap menyegerakan pergi berkumpul dengan kawan-kawan baru.

Tepat jam 04.00 aku bergegas untuk mandi dan bersiap-siap pergi ke HI. Udara yang dingin hampir membuat aku enggan dan mengulur-ulur waktu utuk membesihkan diri, untunglah aku selalu bisa memotivasi diriku sendiri. selama ini aku diajarkan dan berusaha untuk selalu disiplin, tidak boleh telat meskipun hanya beberapa menit.

“mau kemana mbak?”. ujar Ibuku. saat aku ingin berangkat pergi.
“mau kumpul komunitas bu”. kata Ku. Sembari mengambil piring dan ingin sarapan pagi.
Bersyukur, aku sangat bersyukur memiliki orangtua yang selalu mendukung apapun kegiatan ku. sampai aku mengikuti 8 komunitas dan selalu sibuk dengan dunia ku sendiri, mereka tetap mendukung.

05.15 aku bergegas untuk berangkat, jalan sendirian, gang masih dalam keadaan gelap, dan sepi. Ya, seperti biasa aku melihat sosok wanita yang tak asing lagi. Wanita itu seperti tersenyum manis kepadaku. Entah, mengapa wanita itu sering menampakkan dirinya, membuat bulu kuduk ku merinding dan kaki ku lemas seketika saat itu. Untunglah, aku ditemani oleh kak suci meskipun hanya melalui chatting whatsapp. Sambil istighfar, dan berdzikir berjalan menelusuri gang. menunggu angkutan umum. Beruntungnya tidak ada macet sama sekali.

06.02 sampai di halte UKI, aku menunggu kak Yani, orang yang selama ini ingin aku temui. Ya, karena ada keterlambatan. Aku menunggu kak yani hingga jam 06.49 waktu yang tidak sebentar, sabar, meskipun aku sangat tidak menyukai menunggu. Tapi, karena keinginan ku yang menggebu-gebu untuk bertemu dengannya, raja jenuh itu tak terasa sedikit pun.

Handphone ku berbunyi, ternyata itu dari kak yani. Ku angkat telp dari nya, lalu aku bergegas membeli tiket busway. Yeay, akhirnya aku bertemu juga dengan wanita itu. Yang dulu aku selalu berbicara dalam hati “Aku harus bertemu dengan yani. HARUS!”. Perkataan itu terbukti, ngobrol sepuas-puasnya dengan kak yani. Janjian juga dengan kak suci di halte tosari. Setelah itu berjalan kami bertiga dengan semangatku yang masih menggebu-gebu.

Berjalan menuju HI untuk berkumpul dengan beberapa panitia anggota komunitas OWOP. Beberapa menit kemudian bertemu dengan said, sembari duduk dan mengobrol obrol dengan kak yani. Setelah berkumpul, kami berjalan menuju taman tosari. Ini kali pertama aku pergi ketaman tersebut bersama seseorang yang dari dulu ingin aku temui.

Sesampai di taman tosari, kami disana perkenalan terlebih dahulu. Sebenarnya sudah kenal sih. Hanya untuk memperhangat suasana dan saling lebih kenal mengenal. Aku merasa hanya berduaan dengan kak yani padahal disana itu ramai sekali. ah.. sudah lah, aku menikmati kebersamaan nya bersama-sama.

Dimulai dengan perkenalan, selanjutnya cerita awal mula OWOP, setelah itu membicarakan acara gathering perdana yang akan kami adakan tanggal 15 mei mendatang. Keseruan dan euforia nya terasa sekali. Kumpul sama temen-temen yang memang menyukai hal yang sama, yakni; sama-sama suka nulis dan suka berbicara. Dan saya rasa, saya yang paling berisik dan sok asyik sendiri. hehe

Perbincangan akhirnya selesai sekitar pukul 11.00, sebelum pulang dan melajutkan aktivitasnya masing-masing kami foto-foto dahulu.

Jalan bersama-sama dengan 5 orang wanita yang awalnya aku hanya mengenal mereka dari dunia maya dan sekarang aku bisa bertemu dengan mereka semua menjalin silahturahim. Perpisahan dimulai saat di perempatan, yang akupun tidak mengetahui nama jalan tersebut apa, kali ini kami hanya tinggal bertiga. Yakni hanya ada aku, yani, dan suci. Selama perjalanan menuju halte kami bercerita mengenai hijrah. Duh.. badanku merinding kalau cerita dan dengar cerita mengenai hijrah.

Perpisahan kembali, kali ini hanya aku dan kak yani. Awalnya kami ingin langsung pulang. Tapi ajakan kak yani membuatku tak bisa menolaknya. Karena aku masih ingin bersama dengan dirinya. *eaa

Kami langsung ke masjid istiqlal, sholat dzuhur disana. Setelah sholat aku cerita puas banget dengan kak yani. Cerita tentang kehidupan aku, keinginan aku, impian-impian aku. Dan kita saling bercerita, sharing bersama. Aku baru menyadari ternyata selama ini aku satu atap dengan kak yani, mulai dari kami satu daerah tempat tinggal, selalu bertemu di media sosial sampai bisa satu komunitas, setelah bertemu kami memiliki tahi lalat yang sama, yakni; di dagu. Memiliki mesin kecerdasan dan golongan darah yang sama juga; Sensing, O. Yang membedakan hanya drive nya saja, dimana kak yani extrovert sedangkan aku Introvert. Sama-sama suka bicara dan bertemu dengan orang baru. Memiliki kisah klasik zaman jahiliyah dulu yang nggak jauh berbeda. Ah... pokoknya banyak samanya. Tinggi kami pun hampir sama, hanya saja kak yani langsing aku agak langsung. Hihi

Iya, pertemuan itu sangat berkesan bagi diriku pribadi. Semoga saja masih tetap bisa bertemu dan berbicang-bincang dengannya. Aku hanya ingin bercerita sedikit kepada kak yani, ini dari hati aku yang terdalam loh.. hehe

“Kak, aku tau semua perjuangan untuk menggapai impian memang penuh dengan batu terjal. Bahkan kerikil-kerikil ujian yang datang sering di anggap besar. Tapi aku yakin, Oneday, aku bisa jadi apa yang aku ceritakan kemarin. Aku bisa seperti kak yani yang hanya menuliskan ingin satu tim dengan mas brili, aku bisa mewujudkan impianku untuk bisa satu acara nantinya dengan mas brili. Aku bisa menjadi wanita yang selalu ceria dan penuh semangat seperti kak yani. Aku bisa menjadi apa yang aku mau semua demi orang-orang yang aku sayangi. Aku? Siapa sih aku? Hanya seorang wanita yang memiliki impian terlalu banyak dan ingin mewujudkannya semuanya. Mungkin terkesan maruk dan egois, tapi biarlah. Aku tidak terlalu peduli dengan perkataan-perkaan orang-orang yang ingin menjatuhkan ku. bagiku maju terus sampai mampus. Aku.. iyaa ini lah aku. Yang akan terus maju demi tergapainya semua impianku. Letih? Iyaa letih, tapi aku tidak terlalu mendramatisir keletihanku.

Kak, tetap jadi seperti kak yani yang saat ini. Kalau sudah menjadi besar nanti; trainer terkenal. Jangan pernah sombong yah. Karena aku ingin menjadikan kak yani inspiration ku yang ke empat setelah kedua orangtua ku dan mas brili. Sampai ketemu lagi nanti, dengan beribu cerita yang ingin aku ceritakan.”


@dinanurhayatii

0 komentar:

 
;