Kamis, 28 Agustus 2014 0 komentar

Menyesali Hidup

Apa yang paling membuatmu menyesal pada hidup ini?
Sebenarnya, kau tak perlu menyesali tentang apa yang kau lukiskan pada anganmu tak terwujud. Yang terwujud pada hidupmu hari ini adalah apa yang paling kau butuhkan.
Lalu kau juga tak perlu menyesali kesedihan atau tekanan pada hidupmu membuatmu hampir saja melangkah mundur. Kau tak pernah menyadari bahwa dari sanalah kau belajar menjadi lebih kuat, menjadi lebih bijaksana.
Bagaimana rasa sesal itu menjalar pada nadimu adalah hal yang sangat aku pahami, membuatmu menyesali datangnya hari baru karena berarti kau mengingat cita-citamu kemarin. 
Duhai kau, hidup adalah bukan tentang seberapa banyak penyesalan yang kau catat, hidup sebenarnya bukan pula tentang penyesalan. Bagaimana mungkin kau menyesal telah bertemu orang-orang yang cinta pada kau dalam hidup?
Satu-satunya yang perlu disesali adalah kau tak benar-benar percaya pada Tuhan ketika kau berdoa.


@dinanurhayatii
0 komentar

Saling Menghilangkan

Siapa yang ingin kehilangan? aku atau kau tak pernah ingin kehilangan. Membayangkan bagaimana rasanya kehilangan saja aku tak berani, dengan cara apa aku berani menghadapi kehilangan?
Aku yang pada malamku mencarimu pada akhirnya terbangun dengan kenyataan kau telah hilang, dengan semua sifatmu yang aku rindukan, dengan setiap waktu yang kau berikan padaku agar aku tetap kokoh pada hidup. Setelah sadar kau hilang aku jatuh jauh dari kokoh, tapi tak berani mencari.
Kau dan aku sama-sama kehilangan namun sama-sama tak berani mencari. Lalu masing-masing kita terdiam pada gelapnya ruang, mencoba menghentikan air mata yang akan jatuh, lalu sesak. Adakah diantara kita yang akan mengalah lalu mencari yang satunya? 
Pada kenyataannya kau dan aku malah saling menghilangkan, lalu kita menjauhi semua tempat dimana kita pernah saling bertegur sapa. Selamat datang aku ucapkan pada rasa hilang.



@dinanurhayatii
0 komentar

Tak Perlu Terburu-buru

Hai kamu, selamat pagi

Kamu sedang apa? Masih sibuk didepan layar komputer dan kopi hangatmu kah? Atau sedang berpetualang di gunung-gunung sana? Atau juga sedang menikmati pagi di bawah langit yang begitu biru, sejuk, dan lembut, seperti apa yang sedang aku lakukan saat ini?.
Kamu sedang membisukah? Bersembunyikah? dalam perjalanankah? Atau sedang berlari mencari ku?. Aku tidak ingin melihatmu lelah berlari, berjalan, bersembunyi, atau membisu. Aku lebih suka kamu menikmati perjalananmu  dengan tenang,  namun penuh dengan tujuan dan keyakinan. Aku tujuanmu bukan? , jadi yakinlah ketenanganmu akan menuntunmu ke titik temu kita. Tidak perlu terburu-buru, aku tidak suka itu. Karena pertemuan dan cinta juga butuh waktu yang tepat, dan juga suasana yang tepat bukan?. aku ingin kamu belajar banyak di perjalananmu mencariku, agar nanti kita dapat berbagi banyak sekali cerita ketika kita dipertemukan, agar nanti kita lebih mudah menghadapi kerikil-kerikil, bebatuan, hujan bahkan badai yang menghalangi jalan kita, karena pada awal perjalananpun memang kita telah terbiasa menghadapi itu. Kita akan saling berpengangan dengan erat, agar badai sekalipun tak sanggup memisahkan kita. Oleh sebab itu, kamu ..tidak perlu terburu-buru.



@dinanurhayatii
0 komentar

Bukan Surat Perpisahan

Hanya dua tangan ini mustahil bukan mengerjakan semuanya
Dua kaki yang berjalan seirama dengan langkah konstan, sejauh mana tempuh jarak ku?
Terima kasih teman-teman untuk segala bentuk bantuan di lini massa yang sangat singkat ini. Dari tugas pertama yang kita buat bersama sampai hari akhir ketika toga disematkan di kepala ku. Perjalanan status “Mahasiswa” ini akhirnya akan berakhir juga. Mengingat kecil sekali semangat di awal permulaan bersambut riuh mimpi melihat semangat kalian menyesakan rongga dada dan membuat saya ikut terbakar dan punya nyali melewatinya bersama.Terima kasih.
Tuhan Yang Mulia pengatur segala, terima kasih mempertemukan kami di simpang mimpi. Keberagaman suku yang melahirkan banyak karakter membuat kita terlihat solid. Campuran ego, emosi, amarah, santun, tangis, maaf, haru, sopan, baik, buruk, yang melebur menajdi kita pada mula kemunculan. Terima kasih
Terima kasih atas golongan yang terbentuk didalam golongan. Tujuan dan kenyamanan yang berbeda kadar, memaksa kita berkumpul dengan kaum yang kita tau tak akan menyakitkan tentang memberi makna bahwa beda adalah nyata. Tapi salut saya ucapkan kita tak runtuh hingga kini, pondasi cantik nan kokoh diawal mungkin penyebabnya. Terima kasih.
Terima kasih atas segala mimpi hari di siang simpang kala itu. Letupanya mampu membawa ku keluar dari nyaman ini dan bergegas laju mencari simpang lain diujung jalan dan saya sangat yakin kalianlah yang akan tinggal disana ketika aku tiba. Terima kasih.
Terima kasih telah menjadi bagian dari rumah yang ku bangun, salah satu bagian dari rumah ku. Tempat dimanapun aku berkelana adalah tujuan berpulang. Semoga ketika tiba diserambi dan melangkah masuk kedalam “ruang” kalian untuk bertemu, pintu itu terbuka lebar dan senyum kalian masih sama. Terima kasih.
Terima kasih selalu hadir walaupun kini dan nanti akan sulit jumpa pertemuan. Bila nanti aku yang akan “pergi” lebih dulu, maaf untuk semua yang sempat merasa dikecewakan. Sungguh tak ada maksud, kalian tahu itu. Jangan ada tangis jangan ada sesal, sebab tak ada jaminan kita terus hidup sampai tua. Nikmati sisamu. Terima kasih.
Terima kasih yang Mulia pemilik umur manusia, untuk semua yang aku syukuri atas kehadiran mereka. Bila keluarga yang kelak aku harapkan dipertemukan lagi di dunia setelah “tiada”, maka aku ingin mereka serta. Mereka adalah keluarga bagi ku, bagian dari rumah ku, tujuan dari kepulangan ku. Terima kasih.
Selamat menuju lautan luas dan jangan memilih karam, kita berkumpul di simpang depan. Bawa jutaan perasaan yang akan lebih membuat kita ucap syukur tiada henti. Kalian adalah kelurga serta rumah tujuan ku pulang. Terima kasih.


@dinanurhayatii
0 komentar

Jatuh Cinta Itu tak Berpola

Tak mudah mengartikan sebuah rasa, jika hanya memperhatikan cara dia bersikap terhadap kita, atau caranya bertutur kata. Sebab, ada sebagian orang yang terkadang menunjukan rasa cintanya dengan cara yang beda dari biasanya, yang seseorang lakukan kala jatuh cinta.

Ada orang yang tak pernah kehabisan kata saat berbicara dengan seseorang yang dicintainya. 
Tapi, Ada orang yang mengagumi dalam diam, dan menjadi pendengar baik, lalu sesekali memberi masukan.
Ada yang terang-terangan mengajar bahkan rela meminta bantuan teman-teman yang dia dan orang yang dicintainya kenal.

Tapi, Ada yang diam-diam memperhatikan dari jauh, dan sesekali menyapa, tanpa berani terlalu jauh berbicara selain hal yang penting saja.
Ada yang terlalu perhatian dan mencari tau apapun tentang orang yang dicintainya.

Tapi, Ada yang perlahan-lahan mendekat, dengan manisnya. bahkan tak pernah di duga sebelumnya.
Beda orang beda cara.. jadi, jangan pernah salah mengartikan setiap apa yang ia tunjukan. sebab, belum tentu yang terlalu perhatian atau dekat itu cinta sama kamu, atau sebaliknya. Tapi yang pasti, ada sesuatu yang bisa kau rasakan saat dia hadir dalam hidupmu.

Perhatikan, pahami, lalu putuskan.. :)
Minggu, 24 Agustus 2014 0 komentar

Rantau


Rantau..
Ingin sekali aku merasakannya..
Mungkin hanya sebatas angan dan khayalan ku saja. Mungkin..

Tapi jujur, aku ingin mendapatkan perlakuan yang berbeda dari kedua orangtua ku. aku ingin mendapatkan kasih sayang ayah yang sesungguhnya. Kasih sayang tersebut tak hanya ku dapatkan saat aku masih kecil, atau sekedar beranjak dewasa. Kasih sayang tersebut sangat aku butuhkan saat ini.

Malu? Tidak. Aku tidak pernah malu manja dan diperlakukan khusus oleh kalian, meskipun saat ini umurku sudah beranjak kepala dua.  Aku sangat senang, karena manja ku ini aku berikan kepada seorang yang memang layak aku berikan, bukan dengan dia seorang lelaki yang bukan mahram ku bukan dengan mereka, teman-teman ku.

Aku memang manja, mungkin sangat manja. Tapi aku selalu bersikap dewasadidepan kalian, kadang aku seperti kanak-kanak atau mungkin sebaliknya. Kadang aku cemburu oleh perlakuan yang kurang adil, kadang aku marah terhadap perkataan-perkataan yang menyakitkan, tapi marahku tak pernah ku tampakkan. Diam.. ya diam.. agar suasana lebih tenang. Biarlah seluruh beban, aku yang menanggung nya. Biarlah.. aku yang merasakannya. Sendiri, mungkin hanya aku, Tuhan, dan secarik kertas ku.

Rantau..
Aku ingin sekali merantau, karena saat aku pulang untuk bertemu kedua orangtua ku ada rasa kerinduan tersendiri. Manjanya, perhatiannya, dan semua yang berhubungan dengannya.
Mungkin, akan ada telpon disetiap hari nya, atau sekedar sms untuk menanyakan kabar.

“Bagaimana kabarnya mbak?”,  “masak apa? Makan pake apa?”,  “jaga diri ya, hati-hati” dan beribu perhatian khusus yang diberikan, serta doa yang terus menerus tercurah untukku.

Rantau..
Saat kuliah, aku selalu bertemu dengan teman-teman yang merantau. Jauh dari kedua orangtua nya, aku ingin merasakan itu. Ingin sekali. Dari cerita mengenai pengalaman-pengalaman mereka aku dapat merasakan apa yang mereka rasakan dan ceritakan.

Rantau..
Tunggu aku, aku ingin merasakanmu..



@dinanurhayatii
Kamis, 21 Agustus 2014 0 komentar

Melepaskan Genggaman

Apakah kau berusaha meninggalkan aku di belakang karena aku tak lagi berada pada lingkaran yang sama denganmu?
Ah ya, aku mengerti sekarang. Tentang tempat yang pernah membuatku nyaman berada didalamnya, merasa aman merasa terlindungi, merasa dijaga. Lalu hari ini aku tau, bahwa aku telah dilepaskan genggamannya.
Dengan sangat lembut, bahkan tak terasa bahwa aku telah dilepaskan, dibiarkan berjuang sendiri, dibiarkan dalam keadaan salah tanpa ada yang mengingatkan satupun dari kelompok kalian. Bukankah kita adalah keluarga? 
Bagaimana mungkin keluarga meninggalkan yang lainnya hanya karena kesalahannya tanpa menjelaskan apa yang benar. Bagaimana mungkin keluarga sanggup melepaskan genggaman tangan yang lain dan membiarkannya mencari genggaman sendiri.
Aku mengerti sekarang.
Lingkaranku yang pernah amat aku cintai, mungkin aku memang harus berjalan sendiri, mencari lingkaran yang akan mengingatkanku, bukan yang meninggalkan aku ketika aku salah.
Biarlah kalian berbuat begitu, biarlah aku pun melepaskan genggamanku pada kalian. Tak perlu lagi kita pada satu lingkaran, namun semoga doa terbaik kita selalu terpaut.
Tuhan, semoga Engkau tak pernah melepaskan genggaman-Mu padaku.
0 komentar

Berbeda

Setiap orang menarik dengan apa yang dia punya, menjadi hebat dengan apa yang ia bisa, menjadi berarti dengan kemampuannya mengartikan hidup dengan bijaksana. Setiap orang melakukannya dengan cara yang berbeda-beda.
Kau tak perlu khawatir, tak perlu membandingkan dirimu dengan yang lain, kau amat berarti dengan apa yang kau perjuangkan hari ini. Dengan senyum yang tulus kau membuat siapapun menyayangimu dengan tulus pula, membuat dirimu dinantikan kehadirannya, kau dengan sebaik-baik dirimu teramat dirindukan.
Aku telah bertemu banyak orang, belajar banyak dari kisah mereka, belajar menghargai tiap perbedaan, mendengar banyak cerita tentang tawa dan sedih, satu dua orang dapat membuat dirinya dirindukan.
Aku telah bertemu banyak orang, lalu pada akhirnya cerita tentangmu selalu paling menarik untuk aku tuliskan.

@dinanurhayatii


0 komentar

Diperjuangkan

Untuk kau yang sedang berjuang. Bagaimana kabarmu? Ingin ku ceritakan senja sore kemarin yang tidak terlalu jingga, namun selalu menenangkan, menyadarkan bahwa perjuangan hari ini hampir akan berakhir.

Aku tau kau sedang berjuang. Bukankah setiap manusia yang ada di dunia sedang berjuang untuk apa yang ia inginkan? Kau harus percaya itu, agar kau pun percaya bahwa akupun sedang berjuang. 

Tepat sekali, jika memang seorang wanita memang senang diperjuangkan. Tapi bolehkah aku berusaha menjadi seorang yang patut untuk diperjuangkan?

Bagaimana aku berjuang adalah dengan cara memperbaiki diriku, mendekatkan aku pada Tuhanku. Bukankah pada akhirnya Dia lah yang membuat kita bersatu? Tak peduli seberapapun kita terpisah dan tak saling mengetahui seperti sekarang.

Kau dan aku tak perlu saling mengatakan bahwa aku atau kau berjuang untuk satu sama lain, tidak. Kita sedang berjuang menuju Tuhan kita, kau atau aku tak.perlu bergantung pada makhluk, bukankah itu hanya akan berakhir pada kekecewaan? 

Selamat berjuang sampai bertemu dijalan menuju Tuhan. Doakan aku yang sedang berjuang, agar patut diperjuangkan.

@dinanurhayatii

0 komentar

Malaikatku

Sesungguhnya yang menimpa diriku adalah kehendak Tuhan, bukankah aku harus ikhlas? Namun ketika aku jatuh, rasa takut mengecewakan orang-orang yang menyayangiku, membuatku jatuh lebih dalam, melebamkan luka.

Sungguh, aku tak pernah keberatan terhadap kegagalan yang ada dalam hidupku, Tuhan Yang Maha Tahu, tentu memberikannya dengan maksud lain, yang tak pernah kita duga, maka berbaik sangkalah padaNya.

Sungguh, aku tak pernah keberatan terhadap kesedihan yang Tuhan berikan dalam perjalanan hidupku. Karena aku yakin Tuhan akan menjadikanku lebih kuat, lebih tangguh, lebih pandai bersyukur, dan menghargai hidup.

Sungguh, aku tak pernah merasa keberatan berada dikeduanya. Biarlah aku saja sendiri yang merasakan pedihnya hidup agar mengerti apa makna berada didunia ini. Mengerti apa yang harus aku lakukan agar lolos dari kegagalan dan kesedihan.

Namun, sungguh aku merasa keberatan terhadap rasa takutku, rasa takut mengecewakan orang-orang yang menyayangiku, mencintaiku dan mendoakanku.

Biarlah aku saja yang bersedih, karena rasa sedihku akan bertambah jikalau melihat mereka tersenyum untuk menguatkanku, padahal dalam hatinya mungkin saja kecewa padaku.

Tuhan, jagalah malaikat-malaikatku ini dari kesedihan, dari rasa takut. Tolong jagalah mereka, sungguh aku tak pernah keberatan terhadap apa yang Engkau tuliskan untukku.

@dinanurhayatii

Selasa, 19 Agustus 2014 0 komentar

Perempuan Yang Menunggu

Ada jendela disamping rumah putih itu, yang setiap paginya selalu dibuka dengan berderit. Ada senyum yang kemudian muncul, segera saat derit itu hilang. Dan, terkadang ada gelak tawa lembut yang terdengar sayup-sayup dari kejauhan.

Ada perempuan yang setiap pagi mengintip matahari dari posisinya. Jendela itu masih berderit, hingga saat ini. Namun, senyum yang dulu selalu muncul kini berganti gerimis. Ia tahu, gerimis yang seperti ini yang tidak ia inginkan. Ia hanya sanggup mengintip matahari, berharap ada pelangi berubah dari gerimisnya.

Tapi nyatanya tidak.

Pikirannya selalu melayang pada satu tempat yang setiap hari selalu ia rindukan; taman belakang rumah.

Bangku tua itu sudah lama tak diduduki. Sebagian keropos kerangkanya, sebagian berkarat dan sebagiannya lagi masih bercat, walau sudah terkelupas kulitnya. Sekali-kalinya ia kesana, duduk bercengkrama dengan seseorang. Teman berbagi suka dan duka. Teman hidup katanya.

Ada masa saat keluar malu-malu dari kamar, lantas tak lama berubah senyum dan tawa tak henti hingga pagi. Ada masa saat ia dan pipinya merona, malu-malu mengangguk. Ada masa saat ia sibuk merajut, lantas anak kecil berlarian di hadapan sambil meminta digendong. Ada masa saat ia sendiri, seperti ini, dan yang terjadi hanya memutar kaset-kaset lama.

Ada sosok yang ia rindukan.

Ia pejamkan matanya pelan-pelan, mencoba menghirup memori yang menguap bersama partikel-partikel debu ditaman ini. Semakin sering ia menghirup, semakin tahu rindu itu akan mengisi ruang dalam dadanya. Partikel rindu itu akan bergerak dan bertabrakan satu sama lain. Hingga tak bisa bergerak. Ia sadar, rindu telah membuat dadanya semakin sesak.

Air mukanya kemudian berubah.

Partikel itu kini berpindah masuk kedalam darah. Tiap-tiap sel darah ia minta tempatnya, oksigen diminta mengalah. Partikel itu berjalan keseluruh tubuh, menguasai pembuluh, lantas berdifusi ketiap-tiap jaringan tubuhnya hingga membuatnya semakin didera rasa sakit yang mendalam. Ia juga menguasai tiap-tiap bagian otak, dan tanpa sadar, syarafnya  memberi stimulasi agar ia buang saja sesak-sesak itu dalam bulir air mata.

Jatuh...

Rindu itu seperti membunuh dirinya sendiri.

Jadi ini rasanya menunggu? Jadi ini rasanya didera rindu?

Percaya atau tidak, ini kali pertama ia merasakan sakit yang demikian hebatnya. Rindu itu sudah sampai puncaknya, kadar toksik, sudah bertahun-tahun ia menunggu, namun rasanya tidak sesakit ini. Setiap pagi.

@dinanurhayatii

Minggu, 17 Agustus 2014 0 komentar

Curhat :D

Terkadang ada rasa takut yang berbisik; "Bisakah aku?" "Benarkah aku mampu?" Atau bahkan segelintir pikiran negatif yang kadang bertebaran.

Maka saat mengingat perjalanan yang telah dan tengah yang akan dilalui, aku membisik "Biidznillah, bisa Din! Karena Allah telah memilihkan skenario ini untukmu. Maka Dia tahu engkau mampu.

Bukan untuk pujian, juga tak boleh takut akan cacian.

Jiwa ini telah berjanji pada dirinya sendiri untuk melakukan yang terbaik. Jiwa ini telah bertekad untuk menjadikan keilmuannya sebagai jalan sebaik-baiknya amal.

Pencipta jiwa ini senantiasa mengetahui. Duhai Allah mudahkan setiap urusan kami, bimbing kami selalu..

@dinanurhayatii

Sabtu, 16 Agustus 2014 0 komentar

Sepertiga Malam

Biarkan iblis menyulam dosa-dosa dihati kita. Sebab, kita hanyalah pendosa yang hanya mengingat Tuhan bila didera derita.

Sampai kapankah kita menjadi pendosa, atau masih pantaskah kita berada pada kesucian jiwa? Jika satu kesalahan saja tak mampu kita pahami atau mungkin sengaja tak mau kita pahami?

Lewat kata-kata, kita selalu mencari arti kebenaran jiwa, meski napas tersengal diantara raga penuh dosa.

Pada rapal doa sepertiga malam, ada yang menetes-jatuh pada bentangan sajadah. Biarlah ia bermetamorfosa menjadi harumnya jiwa diantara warna warni kelamnya dunia.

Pada akhirnya, kita hanya mampu memohon doa untuk semua manusia yang mencintai hambaNya karena Allah semata.

-Sujudku diantara bentangan sajadah tua.

@dinanurhayatii

0 komentar

Ketakutan

Adalah ketakutan yang seringkali bersembunyi dibalik kegagahan. Disimpannya rapat-rapat ketakutan itu. Takut jika orang lain tahu.

Adalah ketakutan yang seringkali menyulap janji menjadi harapan bagi orang lain. Meski tak sedikit yang nyatanya palsu. Diantara mereka ada yang sibuk menyebar janji, dan yang lain sibuk mempercayainya.

Adalah ketakutan yang seringkali membuat manusia hanya mampu berpindah tempat, tanpa sanggup berpindah hati.

Adalah ketakutan yang seringkali diulang-ulang dalam skenario hidup kita. Dengan itu kita mampu menghafalnya, seperti refrain dalam lagu-lagu. Yang pada akhirnya berhasil mengubah cara pandang kita memandang masa lalu; menertawainya bersama.

Adalah ketakutan, yang seringkali diberangkatkan bersama waktu, yang katanya mampu mengobati hal-hal tertentu. Termasuk luka dan perasaanmu.

Adalah ketakutan yang seringkali membunuh akal sehat. Dicemaskan berkali-kali. Takut dimbil orang. Padahal rezeki tak pernah tertukar. Jika Allah tak menakdirkan sesuatu (atau mungkin seseorang) untuk kita, niscahya ia takkan pernah datang. Selama apapun kita menunggunya.

Adalah ketakutan yang seringkali menjelma menjadi ketakutan. Ibu dan ayahmu misalnya. Ketakutannya kehilangan dirimu, membuat gravitasi seakan-akan berpusat padamu. Ia memperjuangkanmu, hidupmu, bahagiamu, semuanya. Bahkan hingga engkau sebesar ini.

Adalah ketakutan yang seringkali menjelma menjadi kegigihan. Sumayyah, ingatkah pada perempuan itu? Ketakutannya pada Pemilik Langit, membuat luka mengaga tiada artinya. Jeritnya telah menjadi saksi, bahwa surga telah didekatkan padanya.

Adalah ketakutan yang seringkali menyulap kisah-kisah tidak mengenakkan, menjadi lebih pantas disyukuri.

Adalah ketakutan yang sanggup mendekkan jarak sekarang dengan apa yang sempat ditakutkannya.

Adalah ketakutan yang seringkali menjelma menjadi dirimu kini.

Jadi sampai disini, apa sebenarnya ketakutan terbesarmu?

@dinanurhayatii

Kamis, 14 Agustus 2014 0 komentar

Dicemburui Tuhan

Bagaimana mungkin seorang yang mencintai, tak menjaga seseorang yang ia cintai. Bagaimana bisa seseorang yang mencintai, membiarkan pujaannya dalam bahaya. Bagaimana bisa?

Padahal, ia katakan padanya seribu kali kata cinta. Lalu apa cinta itu? Kau seakan mengerti makna cinta, paling paham bahwa rasa dalam hati harus selalu diungkapkan atau dikatakan. Tanpa memahami bahwa ada alasan untuk tetap menahannya didalam hati.

Bila ia katakan cinta pada pujaannya seribu kali, berapa kali ia katakan cjnta kepada Tuhan nya? Berapa lama ia berdoa kepada Tuhan meminta ditunjukan cinta yang halal. Berapa lama ia bersujud pada Tuhan nya meminta diampunkan dosa dari rindu yang tak diizinkan? Tanyakanlah padanya berapa kali.

Kau yang mengatakan seribu kali kata cinta. Sadarlah bahwa kau sedang menyakiti dirimu sendiri. Membuat yang seharusnya pahala menjadi dosa. Kau yang katanya mencintai, kau telah membuat Tuhan mu cemburu.

Bila datang padamu rasa mencintai. Berdoalah agar ia yang kau cintai didekatkan padamu dan dipersatukan denganmu, oleh janji yang di ridhoi Tuhan. Lalu bersyukurlah padaNya dengan menyebut namaNya dengan penuh cinta agar kau tidak dicemburui Tuhan.

@dinanurhayatii

Rabu, 13 Agustus 2014 0 komentar

Gelisah

Disetiap gelisah Allah-lah penawarnya. Tetesan cahayaNya kadang meleburkan semua kegelisahan. Mengair di padang tandus yang sudah kemarau karena kemaksiatan dan kerisauan akan dunia. Disetiap gelisah, coba tengoklah jiwa, adakah Allah disana? Jika tidak ada, maka carilah Dia. Leburkan jiwamu bersama tasbih untukNya.

Gelisahmu adalah bagian dari fitrah, dan tak ada sesuatupun didunia ini yang tidak bersumber dariNya. Maka gelisahmu hanyalah sepotong episode dalam harimu, entah kau ingin ataupun tidak, kondisi itu akan tetap datang. Maka, gelisahlah karena kita belum memulangkan gelisah kepada Allah. Gelisah ketika jiwamu yang luka belum disembuhkan dengan meredam segala keinginan dunia. Gelisahlah ketika amalan-amalan mu selalu kau tunda karena alasan yang tak berdasar. Gelisahlah, selagi Allah memberikan hati untuk berdzikir. Memberikan lisanmu untuk membaca kalimat-kalimatNya. Memberikan cahayaNya untuk sekedar kau pijaki menuju jalan lurusNya.

Jika gelisah adalah teman setia jiwamu, maka jangan lupa bersamai ia dengan kerinduan. Peluk ia dengan kerinduanmu yang meletup untukNya. Kuatkan ia dengan muhasabah-muhasabah tanpa henti untuk mengenalNya. Eratkan gelisahmu dengan kenangan-kenangan Rasulullah. Penuhi gelisahmu dengan kerinduan yang tak tertahankan karena mengingat manusia-manusia mulia. Mungkin akan lebih banyak tetesan airmata. Akan lebih banyak sesenggukkan yang terjadi. Namun yakinlah, hatimu akan dibanjiri dengan ketenangan dan kelapangan karena gelisahmu telah engkau sempurnakan dengan kerinduanmu kepada Allah.

@dinanurhayatii

0 komentar

Persiapan

Hari, Jam, Menit dan detik kian berputar begitu cepatnya.Tak terasa. Dan tak bisa diraba. Hanya dapat terlihat dan teringat. Terngiang selalu.

Detik-detik itu menggetarkan jiwa dan mengagetkan jantung. Detaknya semakin kencang, pikiran melayang dan nafas pun seperti terengah-engah. Mungkin itu gejala penyakit jantung. Ah, tidak, aku hanya bergurau saja. Mana mungkin gejala penyakit jantung seperti itu. Atau aku demam panggung?

Demam panggung? Mungkin nanti akan ada flu panggung atau pusing panggung? Ah.. Tidak, Yang pasti aku sedang merasakan suatu hal yang aku sendiri tak dapat menggambarkan ekspresi rasa tersebut.

Hari itu semakin dekat. Semakin terlihat. Hari dimana selama 3 tahun aku belajar di uji dalam waktu 1 jam di depan 2 penguji, dan mempertanggung jawabkan apa yang telah aku buat. Mungkin nanti aku akan merasakan hal ini lagi, namun kadarnya berbeda. Ya, saat di sidang di depan calon mertua dan calon imam. Saat kamu melamar ku dan saat kita didepan penghulu. Itu adalah hal yang paling mendebarkan.

Seluruh perlengkapan sudah siap sedia. Hanya saja calon pendamping yang belum terlihat.
"Ah, kau selalu bergurau". Ujar Dina, yang sedang bicara didepan cermin.

Seluruh persiapan sudah siap sedia. Tinggal memaksimalkan belajar, memahami materi lebih dalam. Seperti halnya aku memahami dirimu yang aku pun belum tahu siapa kamu.. iya kamuuuu imamku..

Mental ku sudah siap seperti nya untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari para penguji. Pun seperti mentalku untuk mengahadapi pertanyaan-pertanyaan mu dan orangtua mu..

Ah, hari itu semakin dekat. Semakin terlihat. Aku akan melawan nya, aku tak akan pernah menyerah. Pun, seperti kata-kata orang terdahulu terhadap perjalanan ku. Pengalaman cukup ku jadikan pelajaran yang sangat terlalu berharga, dan aku akan belajar serta mengambil hikmah dari semua pengalaman tersebut. Seperti pengalaman sidang kelulusan kuliah dan sidang kelulusan menjadi istri muu (kelak)..

Terimakasih untuk segala doa yang telah mengalir kepadaku, biarlah Allah yang membalas doa-doamu. Dan biarkan aku memaksimalkan seluruh persiapan ini.
Salam dari ku..

@dinanurhayatii

Senin, 11 Agustus 2014 0 komentar

Iseng~

Tersimpan harapan penuh dari doa ku untukmu. mungkin aku hanya mampu menyelipkan mu pada doa ku kepadaNya, sampai akhirnya aku yakin bahwa suatu saat nanti Dia pasti akan menjawab dan mengabulkan doaku. yaa.. disaat yang tepat :)


Minggu, 03 Agustus 2014 0 komentar

Aku Bertanya, Apa itu Cinta?



Cinta apa itu cinta?
Tak terlihat namun terasa, begitukah?
Ya, cinta yang sebenar-benarnya cinta ialah cinta dari-Nya. Yang tak akan meninggalkan makhlukNya kala bersalah, Dia tidak meninggalkan, tapi hanya mengingatkan.

Aku pun bertanya kepada alam semesta tentang arti “Cinta”, lalu satu persatu mereka menjawab.

Bumi menjawab;
“Cinta adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir cinta memberi, dan itu sajalah inginnya.”

Air menjawab;
“Cinta adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan  keterikatan, kerinduan dan kesenduan atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan.”

Api menjawab;
“Cinta adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”

Angin menjawab;
“Cinta adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpa nya segala raga akan hampa.”

Langit menjawab;
“Cinta adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu.”

Matahari menjawab;
“Cinta adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu melihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”

Gunung menjawab;
“Cinta adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu semikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”

Lalu, aku bertanya pada Cinta;
“Wahai cinta apakah sebenarnya arti dirimu?”

Cinta pun menjawab;
“Cinta adalah engkau patuh terhadapNya, meski kau tak melihatNya, menciumNya atau merabaNya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadirNya. Sebab Cinta bukan indera, tapi adalah rasa. Cinta adalah engkau takut akan amarahNya dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita atau yang lebih mengerikan lagi dari itu. Cinta adalah engkau menyimpan segala harapan padaNya dan tiada pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budakNya yang engkau hidup untukNya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Lalu, engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba. Diatas segala cinta adalah engkau , merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain selain padaNya. Engkau rindu akan hadirNya dan melihatNya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada padaNya dan segala namaNya.”

Aku lantas bertanya pada Cinta;
“Bisakah aku merasakannya?”

Cinta pun menjawab;
“Selama engkau mengetahui hakikat penciptamu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaKu." Tambahnya..

Aku pun berteriak, 
“Wahai Kau Sang Maha Pencinta, terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah..”

Arti cinta pun sangat sederhana, sesederhana engkau mencintaiNya dan tak akan meninggalkanNya atau bahkan sampai melupakanNya.



Twitter : @dinanurhayatii
 
;