Kamis, 28 Agustus 2014

Bukan Surat Perpisahan

Hanya dua tangan ini mustahil bukan mengerjakan semuanya
Dua kaki yang berjalan seirama dengan langkah konstan, sejauh mana tempuh jarak ku?
Terima kasih teman-teman untuk segala bentuk bantuan di lini massa yang sangat singkat ini. Dari tugas pertama yang kita buat bersama sampai hari akhir ketika toga disematkan di kepala ku. Perjalanan status “Mahasiswa” ini akhirnya akan berakhir juga. Mengingat kecil sekali semangat di awal permulaan bersambut riuh mimpi melihat semangat kalian menyesakan rongga dada dan membuat saya ikut terbakar dan punya nyali melewatinya bersama.Terima kasih.
Tuhan Yang Mulia pengatur segala, terima kasih mempertemukan kami di simpang mimpi. Keberagaman suku yang melahirkan banyak karakter membuat kita terlihat solid. Campuran ego, emosi, amarah, santun, tangis, maaf, haru, sopan, baik, buruk, yang melebur menajdi kita pada mula kemunculan. Terima kasih
Terima kasih atas golongan yang terbentuk didalam golongan. Tujuan dan kenyamanan yang berbeda kadar, memaksa kita berkumpul dengan kaum yang kita tau tak akan menyakitkan tentang memberi makna bahwa beda adalah nyata. Tapi salut saya ucapkan kita tak runtuh hingga kini, pondasi cantik nan kokoh diawal mungkin penyebabnya. Terima kasih.
Terima kasih atas segala mimpi hari di siang simpang kala itu. Letupanya mampu membawa ku keluar dari nyaman ini dan bergegas laju mencari simpang lain diujung jalan dan saya sangat yakin kalianlah yang akan tinggal disana ketika aku tiba. Terima kasih.
Terima kasih telah menjadi bagian dari rumah yang ku bangun, salah satu bagian dari rumah ku. Tempat dimanapun aku berkelana adalah tujuan berpulang. Semoga ketika tiba diserambi dan melangkah masuk kedalam “ruang” kalian untuk bertemu, pintu itu terbuka lebar dan senyum kalian masih sama. Terima kasih.
Terima kasih selalu hadir walaupun kini dan nanti akan sulit jumpa pertemuan. Bila nanti aku yang akan “pergi” lebih dulu, maaf untuk semua yang sempat merasa dikecewakan. Sungguh tak ada maksud, kalian tahu itu. Jangan ada tangis jangan ada sesal, sebab tak ada jaminan kita terus hidup sampai tua. Nikmati sisamu. Terima kasih.
Terima kasih yang Mulia pemilik umur manusia, untuk semua yang aku syukuri atas kehadiran mereka. Bila keluarga yang kelak aku harapkan dipertemukan lagi di dunia setelah “tiada”, maka aku ingin mereka serta. Mereka adalah keluarga bagi ku, bagian dari rumah ku, tujuan dari kepulangan ku. Terima kasih.
Selamat menuju lautan luas dan jangan memilih karam, kita berkumpul di simpang depan. Bawa jutaan perasaan yang akan lebih membuat kita ucap syukur tiada henti. Kalian adalah kelurga serta rumah tujuan ku pulang. Terima kasih.


@dinanurhayatii

0 komentar:

 
;