Sabtu, 16 Agustus 2014

Sepertiga Malam

Biarkan iblis menyulam dosa-dosa dihati kita. Sebab, kita hanyalah pendosa yang hanya mengingat Tuhan bila didera derita.

Sampai kapankah kita menjadi pendosa, atau masih pantaskah kita berada pada kesucian jiwa? Jika satu kesalahan saja tak mampu kita pahami atau mungkin sengaja tak mau kita pahami?

Lewat kata-kata, kita selalu mencari arti kebenaran jiwa, meski napas tersengal diantara raga penuh dosa.

Pada rapal doa sepertiga malam, ada yang menetes-jatuh pada bentangan sajadah. Biarlah ia bermetamorfosa menjadi harumnya jiwa diantara warna warni kelamnya dunia.

Pada akhirnya, kita hanya mampu memohon doa untuk semua manusia yang mencintai hambaNya karena Allah semata.

-Sujudku diantara bentangan sajadah tua.

@dinanurhayatii

0 komentar:

 
;