Rabu, 08 Oktober 2014

15 September 2014

Kemenangan ini bukanlah kemenangan untuk diriku. Aku menyebutnya ini kemenangan untuk bersama, antara aku dan keluargaku. Mungkin oranglain menganggap ini hanyalah penambahan gelar namaku, tapi tidak bagiku. Aku menyebut ini sebagai perjuangan hidup atau mati. Tuk mendapatkan ini, mataku harus menyaksikan dulu air mata yang tumpah ruah dari ibu dan ayahku. Tak terasa langsung memang, tapi sungguh tangisan mereka mengalir deras dalam fikiranku.

Aku tahu dibalik kuatnya mereka, ada beban yang tersembunyi. Aku pun tahu di balik senyumnya mereka, ada air mata yang tertahan. Kuliah ini memang menyisahkan keluh, beban, juga air mata. Pernah tak henti-henti nya air mata ku keluar saat motor yang selalu dipakai ayah untuk kepasar setiap pagi di jual hanya demi kuliahku. Pernah juga aku dihantam beban yang sangat kuat saat aku tahu adik ku mengurungkan niat untuk kuliah hanya demi kuliahku. Sungguh, aku ingin sekali memeluk mereka dan mengatakan “sudah! Sudah cukup air mata itu”

Orang-orang seperti ku ini akan mati bila hidup tanpa mimpi. Karena bermimpilah, aku sejalur dengan orang-orang yang tinggi derajatnya. Apalah jadinya bila hidupku tanpa mimpi, mungkin akan mati membiru seiring dicampakkan oleh orang-orang di sekelilingku.

Pernah ada masa, aku sudah pasrah. Berhenti kuliah pun aku sudah siap. Tapi bukan Allah, bila tak punya cara tuk memanjakan hambaNya. Aku selalu tak tega melihat orang tua ku bersusah payah untuk kuliah ku.

Perjuangan tuk mengakhiri perjalanan panjang ini bermula dari proses skripsi. Disaat awal semester akhir, telingaku berdengung, mulai mendengar suara-suara yang membahas skripsi. Ada beban tersendiri, disaat yang lain sudah membahas itu, aku belum juga menemukan topik yang paling tepat untuk ku tulis serta tempat riset untuk mencari bahan penulisanku. Kemana lagi aku akan mengeluh kalau bukan pada Tuhanku. Ku ungkapkan saja permasalahanku denganNya. Di sela doaku, aktivitasku, dalam waktu santaiku, sebelum tidur, selalu ku ungkapkan tentang ini kepadaNya.

Sampailah hari dimana aku bertemu seorang pengusaha, aku berbincang-bincang dengan nya, hingga akhirnya aku di izinkan untuk dapat mengetahui proses pembelian bahan baku serta meminta dokumen tambahan dan sample.

Keesokkan harinya aku mendatangi seorang pengusaha itu untuk mewawancarai beberapa hal yang menjadi tujuan dari penulisanku, melihat prosesnya. Setelah itu aku langsung pulang kerumah dan bergegas mengigat apa saja yang telah aku wawancarai lalu ku tulisan. Tidak ada kawan yang paling setia saat itu kecuali laptopku, susu coklat, dan referensi. Jari-jari tangan yang seperti hafal letak setiap huruf dalam keyboard, dan kaki yang seperti berjalan dengan sendirinya ke perpustakaan. Sungguh, seperti sebuah harmoni yang indah antara otak, tangan, dan kakiku. Sekitar empat bulan perjuangan itu membuahkan hasil. Dosen pembimbingku sangat puas dengan hasil yang aku dapatkan, tanp bantuan beliau akupun tak akan mungkin mendapatkan hasil seperti ini. Alhamdulillah.

Pagi itu aku sudah sangat siap. Berbaju rapih, harum dan sudah siap semua apa yang seharusnya aku lakukan dan materi apa saja yang akan aku sampaikan. Kurang lebih 45 menit aku menjelaskan mengenai materi yang aku ambil setelah selesai, ada sesi tanya jawab selama 30 menit. Alhamdulillah, aku menjawan semua apa yang ditanyakan oleh dosen penguji. Aku jabarkan secara urut dan detail. Alhamdulillah presentasiku sangat memuaskan. Aku mendapatkan tepukan dari  dua dosen penguji ku. SubhanAllah.

Tiba lah saat hari penentuan lulus atau tidaknya aku. Alhamdulillah aku lulus dengan nilai yang memuaskan. Terimakasih syukur ku persembahkan untuk Allah yang telah memberikan kemudahan dibalik kerikil-kerikil yang aku hadapi, keluargaku, dan sahabatku.


@dinanurhayatii

0 komentar:

 
;