Senin, 07 Oktober 2013

Dibalik Penyesalan ada Hidayah

Penyesalan itu pasti ada dan akan slalu ada
 “kenapa sih, ga pake hijab syar’i dari dulu?”
“kenapa sih, ga jomblo dari dulu”
itu ungkapan yang slalu aku ungkapkan kepada diriku sendiri, saat ini aku memilih untuk sendiri hingga nanti Allah merestui. Dulu sempat berpacaran kurang lebih hampir 3 tahun, waktu yang tak sebentar, aku termasuk wanita yang mudah terbawa dan terkontaminasi oleh teman-teman ku sendiri. Teman berprilaku buruk aku pun mengikutinya, itu dulu saat aku rasa aku lebih terpana oleh silaunya keindahan dunia, aku terlalu mudah tertarik dengan perkembangan zaman yang hampir melenyapkan iman dihati.

Namun hidayah menghampiriku, aku merasa minder saat berkumpul dengan sahabat-sahabatku yang iman nya bagus. Mulai dari situ aku mencoba seperti mereka yang slalu ingin memperindah akhlak, mereka slalu membimbing ku sampai saat ini, tekad ku semakin bulat untuk menjaga diri dan menjauhkan diri dari hina nya pacaran aku yakin Allah memberikan yang terbaik untuk umat nya dan aku yakin firman Allah pada (Q.S An-Nur:26) “wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan wanita yang keji untuk laki-laki yang keji, begitu sebaliknya”. Sampai detik ini pun aku merasa aneh dengan perasaan ku sendiri mungkin ini yang dinamakan prinsip “ingin pacaran namun setelah menikah” dekat dengan lawan jenis dari yang baru kenal sampai yang sudah lama kenal, tidak ada perasaan sedikit pun bahkan sempat di kenali dan di comblangi tapi gaada sedikit pun rasa tertarik oleh pria saat ini, sekedar kagum oleh pria yang pintar dengan bisnis, berkacamata dan akhlaknya bagus. Hanya kagum, iya kagum saja tak lebih, selebihnya perasaan itu hilang dengan sendirinya. Saat ini ku fokuskan untuk memperbaiki akhlak dan prilaku, tak peduli pacar tak peduli pasangan, toh Allah sudah tetapkan di Lauhul Mahfuz J

Mulai belajar dakwah sedikit demi sedikit, bukankah kita harus menyampaikan kebaikan? “Sampaikan lah walau satu ayat” baik maupun buruk yang kita terima nanti itu sudah resiko yang pasti balasannya surga Allah. Sempat aku menasehati teman yang ingin berhiijab namun terkendala oleh pekerjaannya
“dina, aku mau pake kerudung udah ada niat di hati tapi masa di rumah, kampus, kemana-mana pake kerudung tapi di tempat kerja di lepas” ujarnya
“rezeki itu udah ada yang ngatur dear, masih banyak pekerjaan lain yang menerima karyawatinya memakai hijab, memang zaman sekarang susah untuk mencari pekerjaan yang diinginkan terlebih lagi kamu naik jabatan, lebih milih mana jabatan dunia atau akhirat?”
“tapi, temen ku juga ada yang pake kerudung saat dirumah, kampus berpergian tapi saat di tempat kerja dilepas itu gimana?”
“niat kok setengah-setengah hehe, semua itu udah diatur kok dear jalanin aja apa yang udah ditetapkan Allah. Hijab itu sama wajibnya seperti kita solat, hijab itu pelindung wanita, hijab itu memang ciri khas wanita, percuma saja kita rajin sholat tapi ga berhijab, percuma saja kita rajin sholat, berhijab tapi pacaran hihi” ujar ku agak keletus
“iya juga sih, tapi dina”
“udah gaada tapi-tapian, hidayah itu di cari dan jemput bukan ditunggu, perumpamaannya sama aja kaya jodoh hehe”

Singkat cerita dari temanku itu, lalu bagaimana solusinya?
Niatkan, laksanakan tak peduli anggapan orang. Kalau bisa lobi dulu atasannya bilang gini “bu atau bapak, saya ingin bekerja dengan menggunakan hijab, izinkan saya menggunakannya karna niat ini sudah tertanam dihati” kalau atasan tidak menerima, resign sajalah masih banyak pekerjaan yang menerima karyawati berhijab.

Aisyah r.a meriwayatkan, suatu waktu Asma binti Abu Bakar datang menemui Rasulullah Saw dengan pakaian tipis. Tatkala melihatnya Rasulullah Saw memalingkan wajahnya dari Asma kemudian bersabda : 
“Wahai Asma! Sesungguhnya wanita apabila sudah baligh, tidak boleh dilihat dari nya ini dan ini” lalu beliau menunjuk ke muka dan tangannya” (HR. Abu Daud).

Dalam surah (Q.S Al-Ahzab :59) Allah menerangkan :
            “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri kaum mukmin. “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Secara makna syariat, aurat adalah bagian tubuh yang haram dilihat, dan karena itu harus ditutup. Khusus bagi muslimah auratnya adalah semua bagian tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan

Bukankah sudah jelas dengan ayat diatas, lalu sampai kapan tetap menggunakan pakaian batu? Kita lebih bangga dengan pakaian tren masa kini, kita lebih bangga dengan pandangan lawan jenis yang memandang penuh nafsu, dan kita takut disebut teroris atau mungkin seseorang yang beraliran sesat dengan pakaian dan kerudung besar. Sudah lenyapkah islam dihati kita? Kemana iman kita? Bahkan sekedar menyisakan waktu untuk menunaikan sholat kita tak mampu, membaca lembaran demi lembaran ayat dari Nya kita merasa sibuk? Seperti itu kah muslim? Seperti itukah kita?

Ya Rabb, buka lah mata hati kami yang sudah sangat terlena oleh indahnya dunia Mu, dekatkanlah kami kembali dengan Mu, kami terlalu sombong yang hanya mengingat dan memohon kepada Mu dikala susah, kami terlalu mencintakan dunia yang fana ini. Rabb, izinkan kami merubah sedikit demi sedikit iman kami, izikan kami terus mendekatkan diri kepada Mu, izinkan kami berada disyurga yang telah Engkau janjikan itu. Permudahkanlah hijrah kami ini, bantulah kami saat iman kami rapuh. Aamiin



                                                DINA NURHAYATI

0 komentar:

 
;