Kamis, 11 Agustus 2016

Tuan

Tuan, maaf, sepertinya memang aku tak bisa mengendalikan perasaan ku terhadap nyaman yang kau beri. Karena perasaan ini pun aku tak pernah bisa mengingkari ia yang tiba-tiba datang sendiri tanpa permisi.

Tuan, aku merasa ada yang berubah dari sikapmu yang tak seperti biasanya. Ingin ku bertanya, tapi banyak keraguan dan ada sedikit rasa 'aneh' jika ku menanyakannya.

Tuan, aku ingin menjadikan kau rumah. Manakala saat sedih maupun senang, hanya kau tempatku pulang. Bagiku rumah tak mesti mewah, cukup sederhana namun penuh dengan kebersamaan didalamnya.

Tuan, nyamanku ada padamu. Entah, setiap bersamamu aku selalu merasa nyaman yang tak terhingga. Aku bisa menjadi diriku sendiri, kau selalu berusaha membuatku tertawa dalam kondisi apapun, menemani dan mengajakku ketempat yang baru. Kau menjagaku, kau mampu menghilangkan rasa takut ku, kau sabar mengajariku.

Jadi ku mohon jangan berubah atas kondisi apapun. Mungkin aku egois, aku juga takut, takut kau menjauh.

Entah perasaan apa ini. Rasa rindu yang seringkali muncul saat beberapa hari tak bertemu, rasa ingin memelukmu namun tak mungkin. Sepertinya aku mulai menyukaimu, menyukai cara mu berfikir, sebagian karaktermu, menikmati kenyamanan yang kau beri, dan semuanya. Tak mungkin ku katakan padamu, yang sebenarnya ingin ku katakan.

Tuan, aku senang melihatmu saat kau memakai penutup kepalamu (kupluk). Akupun kurang menyukaimu saat kau memakai minyak rambut. Entah, saat kau memakai kupluk kau terlihat lebih dewasa dan rapih. Bersamamu aku menjadi lebih baik, aku yang mulai memperhatikan kesehatan lambungku, dan... semuanya.

Tuan, maaf atas kekonyolan tulisan ku ini. Sungguh, aku menyukai semua yang ada pada dirimu termasuk kekuranganmu.

Jakarta, 11 Agustus 2016

0 komentar:

 
;