Jumat, 09 September 2016

Pejuang Hidup

Sudah beberapa hari bahkan minggu tak kulihat tubuhnya dijalan untuk berjualan. Sempat terfikir "kemana si kakek itu? ah, mungkin dia sudah ngider untuk berjualan."

Aku selalu melihat kakek itu setiap berangkat kerja melewati jalan yang tak biasanya, entah ia jalan berawal darimana namun yang ku tau pasti ia berjalan sangat jauh. Mengapa aku berkata demikian? karena aku sering beberapa kali bertemu dengannya ditempat yang berbeda, aku menggunakan sepeda motorku, dan ia berjalan kaki tanpa alas.

Jalan yang ditempuhnya pun tak main-main, jauh. Aku yang memiliki fisik sempurna kadang sering mengeluh jika sudah terlalu lelah berjalan, sedangkan kakek itu kondisi fisiknya tidak sempurna. Meskipun kita melihat dari kejauhan seperti tampak orang normal, namun nyatanya tidak. kaki bawahnya bengkok, ia tidak bisa berjalan cepat dan mengambil sebuah plastik dengan cepat, karena tangannya pun tak sempurna. hanya memiliki 2jari yg masih normal, bicarapun tak lancar.

Awalnya aku sempat berbicang dengannya, namun aku tak mengerti apa yang ia bicarakan. oh ternyata beliau tunarungu, pendengaran ia kurang, kita harus berbicara berkali-kali dengan nada yang agak kencang. Ia bisa berbicara namun tak lancar dan aku tak mengetahui apa yang ia informasikan.

Di usia nya yang sudah menua itu, ia masih berjualan buah. Kadang jeruk, anggur, apel dan pisang. Melewati tempat bertemunya kakek itu jarang sekali, atau bahkan sering melewati tempat tersebut namun tak bertemu dengannya. Atau sekalinya bertemu aku tak membawa uang untuk berbelanja buah yang di jualannya.

Sampai akhirnya aku bertemu dengan beliau di jarak yang lumayan jauh bagiku jika ditempuh dengan berjalan kaki dengan kondisi kaki yang tak normal.

Aku menghampiri ia, kemudian membeli 2kg jeruknya. Disana aku yang mengambil plastik, memilih buah, dan membungkusnya sendiri. Dari sana aku bisa melihat secara dekat dan detail. berbicara satu atau dua kata dengannya. Meski aku sendiripun tak mengetahui apa yang ia bicarakan.

Kadang, aku tak sempat habis pikir terharap orangtua yang masih bekerja. Tubuhnya yang sudah tua dan renta masih harus tetap berjuang untuk bertahan hidup, kemana anak-anak mereka? dimana mereka tidak ikut serta membantu menghidupi beliau di masa tua nya? karena mau bagaimapun mereka tetaplah orangtua yang menjaga dan merawat kita di masa kecil.

Astaghfirullah..
YaRabb, mudah-mudahan aku tidak termasuk anak durhaka yang menelantarkan orangtuanya saat sudah usia senja. Aamiin

9 September 2016 | Dina Nurhayati

0 komentar:

 
;