Saya yakin semua orang di penjuru dunia
ini pasti memiliki impian dan pastinya berbeda-beda juga, kalaupun sama itu
hanya sebagian kecilnya saja.
Terkadang apa yang kita impikan saat
masih kecil dulu berbeda dengan kenyataan yang kita alami sekarang. Coba ingat
dulu saat kita masih Sekolah Dasar (SD) kalau ditanya cita-cita nya mau jadi
apa pasti jawaban paling banyak adalah “Dokter”, berbeda dengan anak-anak jaman
sekarang kalau ditanya cita-cita nya mau jadi apa pasti jawabannya “Aku mau
jadi Artis” hehehe
Begitupun dengan aku yang masih sangat
labil dengan impian dan cita-citaku sendiri. saat menginjakkan kaki di bangku
Sekolah Dasar (SD) kalau ditanya ingin jadi apa pasti jawabanku “Aku mau jadi
Dokter”, dan akupun sering berimajinasi menjadi dokter bahkan bermain
dokter-dokteran. Hehe
Impian ku dari SD sampai SMA kelas X
(sepuluh) masih tetap sama yakni ingin menjadi “Dokter”, lain halnya setelah
aku SMA dan mememasuki kelas XI (sebelas) aku malah berubah fikiran, dan saat
itu aku mengambil jurusan IPS karena aku sangat menyukai pelajaran Geografi,
dan Akuntansi. Seiring berjalan nya waktu, semua keinginanku berubah..
Aku ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Khusus Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, kesana kemari mencari
informasi mengenai jurusan tersebut. Dan akhirnya bertemu dengan PTK BMKG,
kampusnya itu bagus banget dan sepertinya aku tidak bisa kuliah disana, bukan masalah
biaya tapi syarat utamanya diharuskan lulusan IPA.
Iyaa..
kali ini aku putus asa..
Selanjutnya, aku ingin menjadi seorang Accounting International, seiring
berjalannya waktu aku rasa aku tidak terlalu fasih dengan akuntansi. Tepat saat
kelulusan SMA tiba keinginanku berubah lagi, ingin kuliah di Jurusan Broadcasting atau Public Relations tapi takdir berkata lain, keinginan tersebut tidak
disetujui oleh kedua orangtua ku..
Iyaa sudah pupus lah harapanku, sampai
akhirnya aku mengikuti keinginan orangtuaku dan kembali pada keinginan ku yang
ke 3 (tiga) yaitu menjadi Accounting
International, dan dulu sebelum aku tahu persis dunia perkuliahan, aku
malah mengambil jurusan Komputerisasi Akuntansi. Disinilah puncak nyaa, aku
semakin tidak terarah, sepertinya aku salah jurusan aku rasa di jurusan ini
malah menjatuhkan ku dimana dijurusan tersebut aku malah selalu belajar bahasa
pemrograman.
Iyaa sudahlah nasi sudah menjadi bubur,
ku jalani hari-hari ku dengan terpaksa, dan akupun baru menyadari aku salah
jurusan tepat pada semester 4.
Semakin putus asa, dan aku sangat
bingung kedepannya aku ingin seperti apa, sampai akhirnya aku hijrah menjadi
seorang yang lebih baik, dan Allah membantuku mempertemukan aku dengan
orang-orang yang keren dalam arti pintar disatu atau beberapa bidang dan aku
menceritakan hal ini terhadap orang tersebut.
Yaa saat itu aku menemukan passion ku,
dimana aku ingin mencoba menggeluti hobiku dan menghasilkan uang dari hobiku
tersebut.
Okee, aku suka nulis walaupun tulisanku
tidak sebagus penulis-penulis terkenal lainnya. Tapi aku yakin dulu penulis
terkenal pasti merasakan tulisan mereka tidak sebagus dengan tulisan yang sekarang,
karena dengan asahan maka tulisan mereka indah dan memiliki nilai jual tinggi.
Ini impian ku loh..
Tepat diawal bulan januari 2014, aku sangat
menginginkan menjadi seorang P3KT (Penulis, Pendakwah, Pengusaha, Konsultan dan
Trainer) dan aku rasa semuanya berkesinambungan, yakni dengan menulis aku juga
bisa berdakwah karena disitulah ladang awal ku untuk berdakwah, dengan menulis
dan berdakwah nantinya aku bisa menjadi kosultan di satu hal yang sangat aku
senangi, selanjutnya karna dengan menulis kita dihadapkan untuk mempertanggung jawabkan
tulisan tersebut dan sering diadakan seminar-seminar atau bedah buku. Nah,
dengan sering berbicara itu adalah wadah ku untuk bisa menjadi seorang trainer,
tentunya sembari menyicil dan membuka peluang usaha yang tentunya hobi dan
kegemaranku. Aku suka makan, maka aku akan membuka usaha kuliner. Hehe
Aku suka baca dan sangat suka mengoleksi
buku, dari situ aku ingin membuat Rumah Baca yang insya Allah dapat membantu
anak-anak yang tidak seberuntung anak-anak lainnya yang dapat bersekolah, tentunya
tidak dipungut biaya. Disitulah ladang pahalaku, setidaknya saat aku meninggal
kelak amal kebaikan tersebut tetap mengalir. Entah dari tulisan yang aku tulis,
atau yang lainnya.
Sebenarnya masih banyak impian-impian ku
lainnya yang aku tulis dan aku tempelkan di dinding dekat lemari baju ku.
Iyaaa.. Ini lah sedikit ceritaku
tentang impian-impian ku semoga aku dapat mewujudkannya satu persatu. Aamiin
@dinanurhayatii
2 komentar:
Wah keren ya Dini alhamdulillaah terwujud impiannya. Udah jadi penulis, udah punya buku sendiri.
Semoga makin fokus ya sama impiannya, makin jelas langkah ke depan buat wujudin semua mimpi kamu. :)
Dinaa kak bukan dini wkwk
aamiin yaAllah, makasih yaa kak doa nyaa u.u
Posting Komentar