Kamis, 13 Maret 2014

You Are What You Focus On

Dengar dari judulnya seperti maksud dari buku The Attractor Factor karya Joe Vintale. Yakni fokus anda akan jadi kenyataan. Masalahnya, fokus kita itu sering kearah mana? Ke arah negatif atau positif? Dan tanpa sadar kita sering fokus ke arah negatif.

Kalau kita fokus ke yang negatif pasti itu akan jadi kenyataan. Kita sering tanpa sengaja memfokuskan perhatian ke yang negatif. Mungkin itu udah menjadi kondisi dari lingkungan kali yaa. Secara otomatis, kita akan selalu fokus pada hal yang negatif.

Contohnya saya ambil dari lingkungan sekitar saya yakni : ketika mengalami kendala untuk memulai usaha, alasannya adalah waktu yang terikat dangan urusan kantor. Maka kenyataan yang akan terjadi adalah tidak akan pernah memulai usaha karena fokus utama adalah pada ALASAN yang pada akhirnya akan menjadi penghambat untuk maju dan bertindak.

Kalau kita fokus pada masalah, yang terjadi adalah masalah semakin bertambah. Kalau kita fokus pada alasan, akan semakin banyak hambatan yang dihadapi. sedangkan kalau kita fokus pada kekurangan, kita akan semakin kekurangan. Begitulah kekuatan pikiran yang mengarahkan kita pada apa yang kita pikirankan. Pikiran bawah sadar kita tidak bisa membedakan mana yang negatif atau positif. Baginya, semua adalah positif.

Sebaliknya, kalau kita fokus pada yang positif maka apapun akan menjadi kenyataan. Kalau kita fokus ingin menjadi kaya, maka kita kaya. Sedangkan kalau kita fokus ingin mempunyai karya maka kita akan menghasilkan karya. Begitu seterusnya.

Sayangnya lingkungan kita selalu mengarah pada yang negatif. Mulai dari lingkungan keluarga, kampus, bahkan pemerintah pun tanpa sengaja selalu mengarahkan pikiran kita pada yang negatif dan pesimis. Coba kita lihat TV yang penanyangannya selalu dengan hal-hal yang negatif. Kalau begitu berhentilah menonton TV yang isinya negatif, karena saya pun sudah berhenti untuk menonton TV, dan kalaupun nonton TV hanya sekedar acara-acara penting, semisal : acara-acara di TV One.

Keluarga dan teman juga sering membawa kita ke hal-hal yang negatif, misalnya : komentar-komentar dan umpatan-umpatan kekecewaan sering kita dengar dari lingkungan pergaulan sehari-hari, bukan?
Kalau begitu tinggalkan saja teman dan lingkungan yang seperti itu. Minimal, bentengi pikiran kita agar tidak tercemari dengan hal-hal negatif. Selanjutnya cari lingkungan baru yang positif, produktif dan saling mendukung.

Saya pun sering tanpa sadar terjebak pada pikiran negatif, kalau sudah masuk pada pikiran seperti ini, rasanya seperti ingin menarik pikiran negatif lainnya. Badanpun rasanya selalu lelah dan lemas. Amarah dan emosi tidak stabil. Jika sudah terjadi seperti ini, biasanya saya segera tersadar setelah mengambil wudhu lalu saya balikkan pada pikiran positif. Hati pun kembali tenang dan tubuh kembali berenergi.

Jadi, mulai saat ini kita coba fokuskan perhatian kita pada yang positif. Bergaul dengan orang-orang positif. Baca, dengar dan lihat yang positif. Arahkan pikiran hanya kepada yang positif. Ubah negatif menjadi positif. Dan mulailah membaca buku yang positif, yang isinya adalah peluang, solusi, inovasi dan inspirasi sukses. Jika yang masuk pada otak kita itu yang positif maka yang keluar pun akan positif juga.



@dinanurhayatii

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Hehe. aku jg din. Suka jauh2 jadinya dr org yg hobi bgt ngeluarin aura negatif.. Jdi nular soalnya, malah bikin penyakit juga lagi, haha

 
;