“Begini cara mencintaiku. Kau tak perlu susah payah
mengungkapkannya. Allah akan menyampaikan ketulusannya padaku apabila tiap
malam kau bercerita kepada Dia. Cintailah dirimu sendiri saat ini, perbanyak
wawasan dan pengalaman. Pergilah ke banyak tempat, mengenal banyak orang,
bertemu banyak budaya (esok, kau bisa ceritakan banyak hal padaku mengenai
ini).”
“Begini cara mencintaiku. Ajaklah aku berbicara sekali-dua
kali. Tidak perlu lama, sebentar saja, sekedar menyapa dan membicarakan hal
seperlunya. Namun, kau harus ingat itu hanya bisa kau lakukan bila kita bertemu
secara tidak sengaja, bukan karena kita yang sengaja membuat-buat
pertemuan. Bertanyalah jika kamu membutuhkan. Namun, sebaiknya itu kau lakukan
hanya jika aku adalah opsi terakhir, setelah kau berusaha mencari jawaban atas
hal yang kau bingungkan kepada sahabat-sahabat dekatmu, sesama perempuan.”
“Begini cara mencintaiku. Belajarlah dengan baik, tentang
apa saja terutama ilmu agama. Datanglah ke berbagai majelis ilmu (mungkin, jika
Allah mengijinkan, kita bisa satu-dua kali berpapasan di sana. Tentu itu akan
menyenangkan, bukan?). Mendekatlah pada Al-Qur’an, aku sangat berharap esok
kaulah yang mengajarkan kepada mujahid-mujahid kecil kita bagaimana cara
membacanya.”
“Begini cara mencintaiku. Mengirimiku doa diam-diam tanpa
kutahu, memperbaiki diri bukan hanya untukku, tapi juga untuk-Nya. Bukan karena hendak menikah namun tulus karena Allah. Kau tak usah bersusah payah, biarkan aku yang menjemputmu, mengambilmu dari wali mu. tentu dengan seizinNya"
“Aku beritahu satu rahasia. Begini cara mencintaiku:
Cintailah Dia lebih daripada aku.”
Punggungmu menghilang dibalik bayang-bayang.
Begini, cara mencintaiku. Katamu..
0 komentar:
Posting Komentar