Minggu, 21 September 2014

Ibu Ibu Ibu

Hari ini ada yang sedang bertengkar dengan ibunya, ada yang sedang bercanda dengan ibunya, ada yang sedang berharap memeluk erat ibunya, dan ada yang menulis sajak tak berkesudahan untuk menyampaikan kerinduan yang berceceran pada ibunya bersamaan dengan doa dalam kehampaan hati yang membiru.

Teruntuk kau, yang sedang merindu.. Yang mengobrak abrik kenangan tentang ibu..

Ibu, yang kau sebut dengan panggilan mesra  "Malaikatku" mungkin memang telah berpulang terlebih dahulu, meninggalkan jejaknya pada album usang yang mungkin satu-satunya yang kau punya. Ibu tidak pernah ingin pergi, tapi takdir harus menuliskan pada garis tangannya. Mungkin juga dia sangat khawatir untuk meninggalkanmu, cemas kalau saja ada pemuda nakal yang ingin menghancurkan hatimu, dia pasti khawatir saat kamu sedang bertumbuh, dan bagaimana kamu bisa menyelesaikan ini dan itu.

Dia telah memikirkan itu, sedari awal kamu ditiupkan dalam rahimnya. Sedari awal dia tahu bahwa akan ada peri kecil yang menemaninya. Memang benar dia tidak memiliki banyak waktu untuk melihatmu tumbuh, tapi ia telah menyimpan harapan kecil sedari awal kamu menghirup udara dan menangis sekencang-kencangnya, bahwa suatu hari kamu akan menjadi kebanggan dalam hidupnya.

Dia boleh saja berpulang namun sejatinya setengah jiwanya itu kamu, maka hiduplah dengan melakukan yang terbaik. Untuk ibu.... Untuk dirimu.


-Dari aku yang hanya ingin sekedari membantu, untuk seorang kawan ku yang tengah dirundung rindu oleh kenangan ibu.




@dinanurhayatii

0 komentar:

 
;